Beijing (ANTARA) - Sebanyak 120 dari 132 korban pesawat China Eastern Airlines yang jatuh di Daerah Otonomi Guangxi berhasil diidentifikasi pada Sabtu.

Ke-120 korban yang berhasil diidentifikasi itu terdiri dari 114 penumpang dan enam awak.

Pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan MU-5735 itu jatuh secara vertikal dari ketinggian hampir 9.000 meter dalam perjalanan dari Kunming, Provinsi Yunnan, ke Guangzhou, Provinsi Guangdong, dan mengangkut 123 penumpang dan sembilan awak.

"Pencarian masih terus dilakukan. Tim juga memprioritaskan pencarian kotak hitam kedua," kata Zheng Xi, Kepala Brigade Kebakaran dan SAR Guangxi, kepada pers di Nanning.

Dalam konferensi pers di ibu kota Daerah Otonomi Guangxi itu, Kepala Keselamatan Penerbangan Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) Zhu Tao mengatakan bahwa pemancar sinyal darurat (ELT) juga berhasil ditemukan.

ELT dipasang di atas pesawat untuk mengirimkan sinyal bahaya. Alat tersebut bisa membantu petugas pencarian menemukan titik koordinat pesawat secara akurat.

Kotak hitam pertama yang berisi data penerbangan telah ditemukan pada Rabu (23/3).

Sebanyak 493 orang yang merupakan keluarga dekat 80 penumpang sudah tiba di Kota Wuzhou, Guangxi.

Pemerintah daerah setempat bertanggung jawab menangani jenazah para korban. Barang-barang milik korban yang ditemukan di lokasi kecelakaan juga telah disimpan, menurut media China.

Baca juga: Pesawatnya jatuh, China Eastern bantah pangkas biaya pemeliharaan
Baca juga: Otoritas China segera ambil tindakan terkait jatuhnya China Eastern
Baca juga: Tim SAR bergulat dengan hujan di lokasi jatuhnya pesawat China Eastern

Menelusuri penemuan kotak hitam Eastern Airlines yang jatuh

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022