Medan (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan PT Jasa Raharja memberikan santunan untuk keluarga penumpang pesawat Casa 212-200 yang jatuh di hutan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Dalam pemberian santuan yang dilaksanakan di Aula martabe Pemprov Sumut di Medan, Rabu, setiap ahli waris penumpang pesawat milik PT Nusantara Buana Air (NBA) itu mendapatkan santuan sebesar Rp100 juta.
"Rp50 juta dari Jasa Raharja dan Rp50 juta dari NBA," kata Direktur Operasi PT Jasa Raharja Budi Setyarso.
Menurut Budi, setiap penumpang yang menggunakan jasa perusahaan yang resmi dan berizin akan mendapatkan santunan jika mengalami kecelakaan transportasi.
Pemberian santuan untuk ahli waris penumpang Casa 212-200 itu dapat diberikan dengan cepat karena adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antarinstansi yang tergabung dalam forum komunikasi pimpinan daerah (FKMD) di Sumut.
Apalagi identifikasi terhadap jenazah penumpang pesawat itu dapat segera dilakukan. "Kalau sudah jelas, dalam tiga hari sudah dapat dibayarkan," katanya.
Santunan secara simbolis yang diberikan Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho itu diterima Stefana (isteri teknis NBA almarhum Nico Matulessy), Muhammad Yususf (anak almarhum Aisyah), Azir (ibu almarhum Jefridin), Santi Kumari (istero almarhum Tirnau Karsu), dan Gitarani (isterio almarhumSiwa Sanbugan).
Gatot Pujo Nugroho mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan keluarga korban pesawat Cassa 212-200 dapat bersabar dan menerima musibah yang tidak diduga tersebut.
Ia menegaskan bahwa tidak ada satu pun pihak yang memiliki keinginan agar peristiwa itu terjadi. ?Namun itulah perjalanan takdir,? katanya.
Ia mengatakan, pihaknya tidak membantah jika ada sebagian kelompok yang menilai upaya penyelamatan dan evakuasi penumpang pesawat tersebut terkesan lambat.
Namun pihaknya menjamin jika seluruh tim penyelamatan dan evakuasi telah bekerja secara serius untuk menangani musibah terjadi pada Kamis (29/9) pagi tersebut.
Meski demikian, kata dia, kondisi tersebut perlu menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya Badan SAR Nasional untuk lebih siap dan tanggap atas segala kemungkinan yang dapat terjadi. (ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011