Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memproyeksikan pertumbuhan kredit pada triwulan III-2011 sekitar 23 persen atau Rp44,84 triliun bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp36,46 triliun.

Direktur Keuangan BRI, Achmad Baiquni, mengatakan, di Jakarta, Rabu, pencapaian kredit ini didukung pertumbuhan kredit mikro, karena kredit mikro tidak rentan terhadap kondisi global, serta pertumbuhan kredit konsumer di mana indikator pertumbuhan ekonomi di Tanah Air masih menjanjikan.

"Apalagi, kebutuhan BUMN untuk sektor infrastruktur masih cukup tinggi," ujar Achmad di sela acara Investor Summit.

Ia menambahkan, dengan pertumbuhan yang cukup tinggi pada triwulan III, BRI optimistis kredit pada akhir tahun tumbuh berkisar 23-24 persen. Optimisme ini berkat fundamental Indonesia yang masih menunjukkan penguatan.

"BRI terus fokus membiayai kegiatan untuk mendukung perekonomian dalam negeri sehingga belum ada rencana untuk merevisi target kredit," tuturnya.

Menyoal posisi rasio kecukupan modal (CAR) BRI yang berada di sekitar 14,7 persen, ia mengakui masih mempertahankan posisi tersebut sembari menjaga rasio "dividen pay out" sekitar 20 persen,sehingga perseoran tidak memerlukan tambahan modal.

"Artinya, `sub debt` sampai akhir tahun tidak dibutuhkan dan bila asumsi kredit di atas 24 persen, baru kita pikirkan adanya `sub debt`," tuntasnya.

Komitmen Bank BRI juga tercermin dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga Juni 2011, BRI telah menyalurkan KUR dengan total kredit mencapai Rp31,39 triliun kepada lebih dari 4,58 juta debitur.

Dari sisi penyaluran kredit, portofolio kredit Bank BRI tercatat Rp265,82 triliun, meningkat Rp39,58 triliun atau tumbuh 17,49 persen dibandingkan dengan periodeyang sama 2010 yang mencapai Rp226,24 triliun, dengan tingkat kredit bermasalah (NPL net) berada di level 1,02 persen. (KR-SSB)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011