Pekalongan (ANTARA News) - Penjualan produk kerajinan batik khas Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kini mengalami lesu karena konsumen cenderung berpatokan membeli kain batik dengan harga murah tanpa mempedulikan kualitas barang yang dibelinya tersebut.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Grosir Setono (Ipaseno) Kota Pekalongan, Ahmad Sobari di Pekalongan, Rabu, mengatakan, munculnya produk tekstil bermotif batik asal China dan tidak stabilnya harga bahan baku batik mengakibatkan turunnya produk batik.

"Tidak stabilnya harga bahan baku batik dan munculnya produk tekstil bermotif batik asal China mengakibatkan konsumen membeli kain batik dengan harga murah tanpa mempedulikan perbedaan antara batik printing, cap dan tulis," katanya.

Menurut dia kenaikan harga gondorukem dan kain mori yang mencapai 50 persen lebih belum lama ini mengakibatkan perajin batik kesulitan bersaing dengan produk tekstil bermotif batik asal China.

"Jujur saja, perajin batik Kota Pekalongan masih kalah bersaing dengan produk tekstil asal China ini. Akibatnya, omzet penjualan batik juga turun bahkan cenderung lesu," katanya.

Ketua Paguyuban Kampoeng Wisata Batik Pesindon, Zakaria mengatakan sekitar 70 persen produk batik asal Kota Pekalongan sudah tersebar di pasaran Indonesia.

"Saat ini, produk batik Kota Pekalongan dijual ke Medan, Makasar, Solo, Yogyakarta, dan Jakarta. Namun, penjualan produk batik Kota Pekalongan kini menghadapi hambatan terkait dengan tidak stabilnya harga bahan baku dan munculnya kain tekstil bermotif batik asal China," katanya.

Ia mengatakan selain di pasaran lokal, produk batik asal Kota Pekalongan juga diekspor ke Malaysia, Thailand, dan sejumlah negara lainnya.

"Sedikitnya 200 kodi batik per bulan bisa kami ekspor ke Malaysia dan Thailand. Hanya saja, kami berharap pemerintah bisa membantu perajin dengan menyetabilkan harga bahan baku batik itu," katanya.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, saat peringatan Hari Batik Nasional 2011 di Kota Pekalongan belum lama ini telah mengusulkan pemerintah pusat menaikan bea impor produk tekstil asal mancanegara.

"Pemprov Jateng akan terus mendorong kerajinan batik berkembang. Namun dengan adanya hambatan yang dihadapi perajin batik, kami mengusulkan pemerintah menaikan bea impor produk tekstil asal China," katanya.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011