"Saya sangat sedih oleh serangan pengecut tanpa belas-kasih ini. Saya ingin menyampaikan belasungkawa saya yang dalam kepada keluarga korban," kata Mahiga, Selasa malam (4/10). "Tindakan ini tak bisa diterima baik. Pembunuhan warga biasa Somalia tak bisa dibenarkan karena alasan apa pun."
Ash-Shabaab pada Agustus mengumumkan kelompok itu akan keluar dari Mogadishu dan Pemerintah Peralihan Federal, yang didukung oleh pasukan pemelihara perdamaian Uni Afrika, sekarang menguasai sebagian besar wilayah di ibu kota Afghanistan tersebut.
Pernyataan itu dikeluarkan saat satu bom truk meledak di dekat satu kompleks bangunan pemerintah di ibu kota Somalia, Mogadishu, sehingga menewaskan sedikitnya 65 orang dan melukai sebanyak 50 orang lagi. Kelompok yang diduga memiliki hubungan dengan Al-Qaeda tersebut telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Beberapa saksi mata mengatakan ledakan tersebut, yang ditujukan kepada gedung kementerian pemerintah Somalia sangat kuat sehingga suaranya dapat terdengar sampai jarak beberapa mil dari lokasi kejadian, demikian laporan Xinhua, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu. Kebanyakan korban tewas dan cedera dilaporkan adalah pelajar dan warga sipil lain di daerah itu.
"Kami dapat mendengar suara ledakan kuat di sekitar gedung kementerian tersebut. Puluhan orang tewas dan mayat dengan anggota tubuh tak utuh bergeletakan di daerah itu dan sejumlah lagi cedera," kata Omar Fidik, seorang saksi mata.
(C003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011