Beijing (ANTARA) - China Eastern Airlines membantah isu bahwa pihaknya memangkas dana pemeliharaan pesawat senilai 10 miliar yuan (sekitar Rp22,5 triliun) sepanjang tahun 2021, Jumat (25/3).

Pemangkasan dana itu telah dikaitkan dengan kecelakaan pesawat miliknya di Guangxi pekan ini yang menewaskan 132 orang.

Dalam konferensi pers di Nanning, Guangxi, maskapai itu membantah rumor tersebut.

"Untuk menjamin keselamatan, biaya pemeliharaan ditingkatkan, meskipun frekuensi penerbangan lebih sedikit karena COVID-19," kata China Eastern dalam sebuah pernyataan yang dikutip media-media setempat.

Bahkan dibandingkan dengan 2019, biaya pemeliharaan pada 2021 naik 12 persen, tulis China Daily mengutip China Eastern.

Baca juga: Otoritas China segera ambil tindakan terkait jatuhnya China Eastern

"Karena China Eastern terdaftar di lantai bursa, silakan cek data-data yang sudah terbuka dan transparan itu," kata pihak maskapai yang berkantor pusat di Shanghai itu.

Kecelakaan udara terbesar di China dalam 12 tahun terakhir itu juga diduga disebabkan oleh kerusakan pada pickle fork, komponen yang menyatukan badan dan sayap pesawat.

China Eastern mengatakan tidak ada masalah dengan komponen itu sehingga perbaikan tidak dibutuhkan, apalagi diperbaiki secara mandiri seperti yang diisukan selama ini.

Sementara itu, pakar kedirgantaraan dari Beihang University Prof Huang Jun menduga pilot pesawat nahas tersebut kehilangan kendali.

"Salah satu alasan jatuhnya pesawat itu secara tiba-tiba bisa jadi karena kerusakan sistem kendali penerbangan secara tiba-tiba," katanya seperti dikutip Global Times.

Baca juga: Maskapai China Eastern Airlines kandangkan 223 pesawat Boeing 737-800

Dengan kegagalan fungsi pada sistem kendali tersebut, kata dia, pesawat bernomor penerbangan MU-5735 itu akan kehilangan daya angkat.

Jatuhnya pesawat itu dari ketinggian hampir 9.000 meter dalam penerbangan dari Kunming, Provinsi Yunnan, menuju Guangzhou, Provinsi Guangdong, masih meninggalkan misteri.

Pesawat tersebut jatuh secara vertikal sebelum meledak dan terbakar saat menghunjam perbukitan di Kabupaten Tengxiang, Guangxi.

Tim penyelamat berhasil menemukan satu dari dua kotak hitam pesawat.

Nilai saham China Eastern di bursa Shanghai terus menurun sejak kecelakaan itu. Hingga perdagangan saham ditutup pada Jumat (26/3), harga saham maskapai itu mencapai 4,90 yuan (Rp11.050,57) atau turun 5,41 persen.

Baca juga: Tim SAR bergulat dengan hujan di lokasi jatuhnya pesawat China Eastern
Baca juga: Kotak hitam pesawat China Eastern ditemukan, kondisinya rusak parah

Menelusuri penemuan kotak hitam Eastern Airlines yang jatuh

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022