Bandarlampung (ANTARA News) - 230 unit gubuk dan 110,1 Hektare lahan perkebunan perambah di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Rataagung, Lemong, Krui, Lampung Barat telah dimusnahkan tim gabungan operasi penurunan perambah.
"Informasi yang kami dapatkan dari ketua tim lapangan, semua gubuk di sana sedang dalam proses pemusnahan gubuk dan kebun, agar warga tidak lagi naik ke kawasan," kata Kepala seksi pelayanan dan pemanfaatan Balai Besar TNBBS Lampung, Patris, saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.
Menurutnya, lahan yang telah dirusak terdiri atas kebun kopi sebanyak 191.000 batang, coklat 2.220 batang, lada 28.970 batang dan karet 100 batang.
"Laporan itu baru didapat dari lima tim dengan total jumlah perkebunan yang dirusak 223.290 batang," tutur dia.
Tris mengatakan, operasi ketiga penurunan perambah dari kawasan konservasi, diharapkan menuai hasil maksimal, sesuai perencanaan sebelumnya.
"Kami merencanakan tahun 2011 menyelamatkan 9.800 Hektare dari kekuasaan perambah," ujar dia.
Secara keseluruhan, hutan konservasi di Lampung kerusakannya mencapai 61 ribu Hektare.
"Kerusakan yang harus segera diselamatkan adalah pada titik Rataagung, karena titik tersebut merupakan bagian leher dari TNBBS, jika ini terputus, maka habislah kita semua," jelasnya.
Sebelumnya Bulan Juni dan Juli tim operasi juga bergerilya di kawasan untuk menurunkan perambah. Dalam operasi kedua, tim gabungan menargetkan seluruh gubuk yang ada di atas kawasan telah dimusnahkan.
Namun, pantauan kami, yang hadir kedua kalinya dalam operasi itu, gubuk yang sebelumnya dijanjikan dibakar dalam operasi tersebut, justru masih berdiri di sana.
"Baru setelah kami pantau ke dua kalinya, gubuk tersebut dibakar," kata Asep, salah satu rekan media.
Demikian halnya disampaikan salah satu warga setempat Joko mengatakan, operasi tersebut tidak berjalan serius.
"Beberapa kali tim gabungan melakukan operasi tersebut, tapi tetap saja warga masih bisa menggarap perkebunan mereka di atas sana," tutur dia.
Menanggapi hal itu, Kepala Balai TNBBS Lampung John Keneddy mengakui keterbatasan personel dalam menggarap program tersebut.
"Tapi kami optimis, akhir 2011 hutan ini benar-benar steril dan segera dilakukan penanaman ulang oleh aparat TNI," ujar dia. (ANT-046)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011