Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan akan mengaudit 733 kapal penumpang di Indonesia, menyusul banyaknya kecelakaan kapal dalam beberapa pekan terakhir.
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Leon Muhammad kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, tim auditor sudah diterjunkan ke sejumlah daerah untuk melakukan pemeriksaan.
"Audit tetap dilakukan meski perusahaan telah mengantongi sertifikat dari lembaga audit tertentu," katanya.
Ia mengatakan, audit yang berlangsung selama satu bulan ini bertujuan melakukan pemeriksaan dan investigasi terhadap kapal-kapal penumpang baik secara fisik maupun administrasi.
Dijelaskan oleh Leon, pemeriksaan fisik difokuskan pada aspek keselamatan seperti memeriksa seluruh peralatan navigasi, peralatan keselamatan seperti live jacket, pemadam kebakaran dan pelampung, serta tidak kalah pentingnya adalah manajemen perusahaan tersebut.
Tim auditor ini akan melakukan pemeriksaan kepada seluruh kapal penumpang dengan bobot di atas tujuh DWT yang menjadi kewenangan Kementrian Perhubungan.
"Semua kapal akan diperiksa. Kalau pemeriksaannya dengan sistem acak, kita khawatir justru kapal yang bermasalah tidak terperiksa," katanya.
Pemeriksaan terhadap manajemen perusahaan juga diperlukan, untuk mengetahui jangan-jangan tidak lengkapnya peralatan keselamatan karena faktor dari pihak manajemen yang ingin melakukan penghematan namun justru berpotensi mengabaikan aspek-aspek keselamatan.
"Semuanya akan kita periksa secara cermat dan komprehensif," kata Leon.
Dari hasil audit yang sudah dilakukan pada beberapa kapal banyak di temukan sejumah kekurangan, misalnya akibat dari ketidakseriusan anak buah kapal (ABK) banyak ditemukan ketidaktersediaan alat-alat keselamatan pelayaran.
Dari hasil penemuan tersebut, ada satu kasus yang kapalnya sempat tertunda pelayarannya sebab ada sekoci keselamatan yang diikat secara permanen, sehingga saat dibutuhkan dalam keadaan darurat akan sulit digunakan.
ABK diminta untuk melepas ikatannya dan disimpul dengan ikatan yang lebih sederhana.
Leon mengaku banyak hal yang menjadi penyebab kecelakaan, seperti faktor teknis, sumber daya manusia maupun manajemen dan faktor alam seperti saat terjadinya ombak dan badai.
"Kalau soal alam kita serahkan seluruhnya pada Allah, tapi kalau soal teknis sepanjang itu kesalahannya pada manusia, ya kita harus benahi," katanya.
(E008)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011