Jakarta (ANTARA) - Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia yang sukses diselenggarakan pada Minggu (20/3) di Mandalika, Lombok, NTB, menjadi buah perjuangan lima tahun Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang meyakinkan Dorna Sports untuk membawa kembali MotoGP ke Indonesia.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer di Jakarta, Jumat, berbagi kisah kepada awak media bagaimana proses kembalinya ajang balap motor roda dua terakbar di dunia itu kembali ke Tanah Air setelah absen selama 25 tahun sejak terakhir kali digelar di Sirkuit Sentul, Bogor, pada 1997.
"Yang terjadi kemarin (GP Indonesia) itu bukan proses instan tetapi akumulasi proses lima tahun sampai menjadi sirkuit," kata Abdulbar.
ITDC mendapat mandat dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola kawasan seluas kurang lebih 1.200 hektar di Mandalika pada 2012.
Pada awalnya, ITDC, yang juga mengembangkan kawasan Nusa Dua, Bali, merencanakan strategi pembangunan yang bisa mendatangkan pengunjung lebih cepat ke Mandalika.
Setelah mempertimbangkan beberapa pilihan, mereka pada akhirnya memilih sport tourism dengan membangun sirkuit sebagai "crowd puller" dan pada 2017 muncul gagasan untuk mendatangkan MotoGP.
"Tapi tidak segampang itu menghadirkan MotoGP, kita harus datang ke Dorna, kita harus yakinkan mereka,"
Baca juga: Oliveira terima trofi juara GP Indonesia dari tangan Presiden Jokowi
Abdulbar bersama tim kecil kemudian nekat mendatangi CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta di seri MotoGP Sepang pada Oktober 2017.
Setelah pertemuan awal itu, ITDC diberi undangan ke Qatar pada seri pertama musim 2018, kali ini dengan tim yang lebih lengkap dan desain pembangunan sirkuit.
Ezpeleta mulai tertarik setelah mendengar Sirkuit Mandalika akan dibangun di kawasan yang memiliki keindahan alam yang luar biasa.
Pada Oktober 2018, orang nomor satu di Dorna itu diundang ke Nusa Dua untuk meyakinkan bahwa apa yang dibangun ITDC berkelas dunia.
Dari Nusa Dua, Ezpeleta diboyong dengan helikopter untuk melihat Mandalika dari atas, dan dari sana ia pun terpincut dengan kawasan yang berada di pesisir Pulau Lombok itu.
"Kontrak harus diteken di awal 2019 karena pada waktu itu ada satu slot yang diperebutkan tiga negara yaitu Meksiko, Brazil dan Indonesia untuk 2021," kata Abdulbar.
Kesepakatan kedua pihak akhirnya ditandatangani di Madrid pada 28 Januari 2019.
Pada awalnya kontrak berdurasi hanya lima tahun, tetapi ITDC meyakinkan Dorna agar memperpanjang kesepakatan menjadi 10 tahun untuk mengamankan pembiayaan dari investor lokal.
"Alhamdulillah, kontrak 10 tahun diberikan walau kami belum punya sirkuit," kata Abdulbar.
Baca juga: Presiden ucap selamat dan terima kasih atas suksesnya MotoGP Mandalika
Pembangunan Sirkuit Mandalika seharusnya dimulai awal 2020 namun sempat terhambat pandemi COVID-19 dan baru bergulir pada Juli 2020.
Tanggal 14 Agustus 2021 Sirkuit Mandalika selesai dibangun dan telah diserahterimakan oleh PT Pembangunan Perumahan ke ITDC.
Sirkuit sepanjang 4,3km itu sedianya untuk menggelar MotoGP pada Oktober 2021 namun, ITDC memutuskan bahwa tidak tepat untuk menggelar MotoGP di bulan kesepuluh itu karena pandemi.
Meski demikian, penyelenggara memutuskan untuk tetap menghadirkan World Superbike pada November karena sirkuit perlu diuji coba.
Presiden Joko Widodo pun kemudian meresmikan Pertamina Mandalika International Street Circuit pada 12 Maret dan mengelilingi lintasan dengan motornya sebelum balapan penutup musim WSBK.
Sirkuit Mandalika di awal tahun ini mendapat kehormatan menjadi arena tes pramusim pada 11-13 Februari dan sempat diaspal ulang sebagian lintasannya untuk gelaran MotoGP yang menyajikan drama "wet race" pada 20 Maret kemarin.
Baca juga: KSP segera evaluasi MotoGP Mandalika demi persiapkan WSBK
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022