Membangun industri harus seiring dengan upaya membangun SDM yang berkualitas karena sebagai salah satu kunci keberhasilannya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) industri yang kompeten, salah satunya untuk mendukung keberlangsungan kinerja Kawasan Industri (KI) Kendal.
“Untuk mendukung keberlangsungan kinerja Kawasan Industri Kendal dan seluruh tenant-nya, Kemenperin melalui BPSDMI bertekad untuk konsisten mendukung penyediaan SDM industri yang kompeten,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.
Untuk itu pihaknya akan menyelenggarakan pendidikan vokasi dual system di 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 politeknik dan 2 akademi komunitas yang dimiliki Kemenperin.
Selain itu melaksanakan Program Pendidikan Diploma 1 yang bersifat tailor made sesuai kebutuhan industri yang lulusannya langsung bekerja di industri, serta Diklat 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja).
“Membangun industri harus seiring dengan upaya membangun SDM yang berkualitas karena sebagai salah satu kunci keberhasilannya,” ungkap Arus.
Sejak beroperasinya KI Kendal pada 2018, Kemenperin telah membangun Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di kawasan tersebut untuk mendorong pertumbuhan investasi industri melalui penyediaan tenaga kerja industri lokal yang kompeten dan memberdayakan SDM lokal sesuai kebutuhan industri.
Bupati Kendal Dico M Ganinduto mengapresiasi BPSDMI Kemenperin yang telah turut berperan membangun kualitas SDM setempat melalui pelatihan dan pendidikan vokasi.
“Ini dilakukan dalam rangka berkolaborasi terhadap pengembangan SDM industri yang kompeten, seiring masuknya investasi di KI Kendal dan terbukanya lapangan pekerjaan,” tuturnya.
Baca juga: Kemenperin: Kawasan industri di Kendal jadi percontohan nasional
Sementara itu Menteri Pembangunan Nasional Singapura Desmond Lee menyatakan sebuah kemajuan yang mengesankan baik di bidang infrastruktur, jalan, maupun bisnis dan pabrik atau perusahaan yang ada, setelah melihat perkembangan KI Kendal. Capaian tersebut menjadi modal bagus untuk menarik lebih banyak lagi investasi ke Kendal.
“Kuncinya, menciptakan lingkungan investasi yang baik dengan memberikan banyak kesempatan peluang kerja dari KI Kendal. Masyarakat Kendal berkesempatan untuk mempelajari keterampilan yang relevan dalam bisnis di KI Kendal. Mereka bisa dilatih keterampilan yang dapat memberikan mereka pekerjaan,” paparnya.
Menteri Desmon Lee bersama Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar sempat mengunjungi PT Eclat Textile International dan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu yang berada di area KI Kendal.
Hingga Maret 2022 KI Kendal telah memiliki 72 penyewa dengan nilai investasi Rp22,9 triliun dan industri yang menempati di antaranya dari industri fesyen, furnitur, elektronik, makanan dan minuman, serta kemasan.
Para investor tersebut berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, Hong Kong, dan negara lainnya. Perkembangan investasi ini tidak lepas dari dukungan Kemenperin yang telah mendirikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di kawasan itu.
Pada kesempatan itu ditandatangani juga perjanjian kerja sama antara Balai Diklat Industri Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan dan Padang dengan Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Kabupaten Kendal serta 17 perusahaan industri.
Tujuannya untuk penyelenggaraan Program Diklat Sistem 3 in 1 dengan target mencetak kebutuhan tenaga kerja sebanyak 5.079 orang pada tahun 2022 di bidang tekstil, manufaktur, makanan, alat kesehatan, fiber optik, label dan kemasan, serta plastik.
Baca juga: Indonesia-Singapura bahas pengembangan KIK hingga EBT
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022