Tangerang (ANTARA) - Dokter spesialis mata Anggitya Rullantika, SpM mengungkapkan katarak bisa menjadi salah satu penyebab kebutaan, namun dapat disembuhkan.
"Katarak adalah suatu penyakit yang menyebabkan lensa mata berubah keruh dan berkabut. Penyebab paling umum adalah bertambahnya usia. Penuaan menyebabkan perubahan pada jaringan mata yang membuat lensa semakin tebal dan tidak lentur,” ujar dr Anggitya di Tangerang, Jumat.
Faktor pemicu katarak beragam yakni dari usia yang bertambah hingga kebiasaan sehari-hari yang tidak baik. Pada awalnya katarak tidak begitu mengganggu penglihatan.
Penyakit ini berkembang perlahan dengan ditandai dengan penglihatan yang mulai berbayang. Jika dibiarkan, semakin lama terasa mengganggu karena objek yang dilihat seperti tertutup kabut.
Baca juga: Tingkat kebutaan akibat katarak di Pulang Pisau Kalteng masih tinggi
Baca juga: 300 penderita katarak di Indramayu ikuti operasi gratis
Selain penyebab umum, penyakit katarak bisa terjadi akibat faktor-faktor lain seperti mengidap penyakit diabetes melitus, hipertensi serta kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan katarak di kemudian hari.
“Paling umum ditemui karena faktor penuaan, namun beberapa faktor risiko juga bisa terjadi semisal pada penderita diabetes melitus, hipertensi serta kebiasaan merokok dan minuman beralkohol,” kata Anggitya yang merupakan dokter spesialis mata di RS Sari Asih Karawaci Tangerang.
Jika sudah terjadi, dokter akan melakukan diagnosa secara menyeluruh dengan alat penunjang yang dapat mendeteksi tingkat keparahan. Katarak yang sudah buruk dan mengganggu penglihatan harus diatasi dengan prosedur operasi.
“Tindakan operasi yang dilakukan pada penderita katarak tidak membutuhkan rawat inap, dan berlangsung aman karena hanya melakukan irisan kecil pada tepi kornea. Setelah tindakan, penderita katarak bisa beraktivitas seperti biasa,” katanya.
Biasanya, katarak tidak akan muncul kembali pasca operasi. Akan tetapi sebagian masyarakat merasa khawatir katarak yang dideritanya akan muncul kembali setelah operasi akibat pola hidup yang tidak terjaga.
Dijelaskannya, berdasarkan penelitian, sekitar 20 persen pasien katarak kembali ke fasilitas kesehatan setelah jangka waktu satu hingga lima tahun hal ini dikarenakan katarak yang telah dioperasi muncul kembali.
Salah satu terapi yaitu dengan tindakan Nd-yag Laser. Terapi tersebut merupakan yang paling sering digunakan untuk tatalaksana pasien katarak pasca operasi dan mencegah terjadinya yang dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
“Katarak yang muncul kembali setelah operasi disebut katarak sekunder. Diperlukan terapi khusus untuk menghilangkannya, hanya saja teknik yang dilakukan berbeda, yaitu harus menggunakan sinar laser,” ujarnya.*
Baca juga: RS Apung raih MURI sukses laksanakan operasi katarak terbanyak
Baca juga: Kemenkes: 81 persen kebutaan di Indonesia karena katarak
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022