Penyampaian apresiasi pada akhir kebaktian raya yang dilakukan Senin malam, di kompleks GBIS Kepunton tersebut diwakili oleh Pendeta Wiem Agus Winarno.
Kegiatan itu pun menandakan berakhirnya penjagaan oleh Banser di gereja itu pascaperistiwa ledakan bom bunuh diri pada pekan lalu hingga Senin.
Komandan Satuan Koordinasi Cabang Banser PC NU Muhammad Dharmadji Asror mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan tugas, setelah melakukan penjagaan sejak Minggu (25/9).
Sebanyak 30 personel Banser dari kepengurusan Surakarta dikerahkan secara bergantian untuk mengamankan kompleks gereja bersama aparat kepolisian setempat.
Pihaknya telah diminta pihak gereja untuk menyelesaikan tugas penjagaan mulai Senin malam, setelah situasi di lokasi itu dinyatakan aman dan kondusif oleh aparat keamanan setempat.
"Jika kembali dibutuhkan, Banser akan kembali membantu pihak gereja untuk memberikan keamanan kepada para jemaat agar kegiatan peribadatan kembali kondusif seperti sedia kala," kata dia.
Peribadatan di GBIS Kepunton mulai kembali normal pada Minggu (2/10) pagi yang ditandai dengan digelarnya ibadah raya pada pukul 06.00 WIB.
Garis polisi yang dipasang di pintu utama gereja dan sebagian barisan paling belakang di auditorium gereja juga telah dilepas karena pelaksanaan pemeriksaan dan penyelidikan kasus ledakan bom telah selesai dilakukan.
Koordinator Persaudaraan Lintas Gereja Indonesia Gregorius Yoga menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para personel Banser secara tulus hati menjaga keamanan lokasi gereja.
"Adanya Banser yang menolong jemaat gereja menandakan bahwa kita memiliki saudara yang berada di bawah payung persatuan Bangsa Indonesia," kata dia.
Penyampaian apresiasi kepada jajaran Banser PC NU setempat itu ditandai dengan pelepasan balon persaudaraan ke udara oleh pengurus GBIS Kepunton bersama belasan personel Banser. (ANT-202/M029)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011