New York (ANTARA News) - Harga minyak New York turun pada Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) ke tingkat penutupan terendah mereka dalam satu tahun karena dolar menguat di tengah memuncaknya kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global di pasar.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, berakhir turun 1,59 dolar AS dari penutupan Jumat menjadi 77,61 dolar AS per barel, merupakan harga terendah sejak akhir September 2010.

Minyak mentah Brent North Sea untuk November turun 1,05 dolar AS menjadi 101,71 dolar AS di perdagangan London.

"Ada penjualan kontrak berjangka minyak mengikuti ekuitas dan penguatan dolar AS," kata Victor Shum, prinsipal senior konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

"Pasar global terus khawatir tentang pertumbuhan ekonomi, terutama di Eropa dan AS ... Karena kekhawatiran tentang pasar global, ada pelarian untuk keselamatan dengan investor berduyun-duyun ke dolar AS," katanya kepada AFP.

Mata uang tunggal Eropa merosot ke 1,3314 dolar AS, titik terendah sejak Januari, jelang pertemuan para menteri keuangan zona euro untuk memutuskan apakah Yunani akan menerima cicilan pinjaman delapan miliar euro.

Pembelian minyak di luar Amerika Serikat sering melonjak ketika dolar, mata uang perdagangan utama untuk minyak, ternyata lebih rendah.

OMV Austria pada Senin mengatakan pihaknya telah menerima pengiriman pertama minyak Libya, sebanyak 575.000 barel kondensat, sejak produksi dihentikan Maret karena gejolak di negara Afrika Utara itu.

"Kargo pertama OMV, kondensat Melittah dari Libya tiba Jumat lalu di pelabuhan Trieste, di Italia," perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Di Irak, juru bicara kementerian minyak Assem Jihad mengatakan produksi minyak mentah sekarang 2,9 juta barel per hari (bph) dan pada jalur untuk mencapai 3,0 juta barel per hari pada akhir tahun.

Sementara itu, kebakaran di kilang Shell terbesar di Pulau Bukom, Singapura, pekan lalu, kemungkinan menjaga harga produk kuat untuk setidaknya beberapa minggu di kawasan, menurut Priya Balchandani di Standard Chartered Bank.

"Kami memperkirakan perpanjangan dukungan untuk harga produk olahan minyak sampai sebulan ... untuk memecahkan gangguan pasokan," katanya. (A026/A027)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011