Baghdad (ANTARA News) - Sekitar 15 orang tewas Senin dalam bentrokan antara pasukan keamanan Irak dan orang-orang bersenjata serta pembom bunuh diri yang menyandera sejumlah orang selama serangan terhadap sebuah gedung pemerintah daerah dan kantor polisi di provinsi Anbar, kata beberapa pejabat dan sumber kepolisian.
Seorang gerilyawan meledakkan bomnya di luar gedung itu, yang terletak di Baghdadi, 190 kilometer sebelah barat Baghdad, sementara penyerang-penyerang lain yang menyamar dengan seragam militer menyerbu dan menyandera sejumlah orang, menahan mereka di sebuah kantor polisi, lapor Reuters.
Dalam insiden terpisah di sebuah kantor polisi berbeda di kota itu, pasukan keamanan menggagalkan serangan ketika mereka membunuh dua penyerang bom dan menahan satu penyerang.
Belum diketahui secara jelas apakah korban berasal dari serangan pertama terhadap kantor pemerintah atau pertempuran yang berlangsung ketika pasukan keamanan menguasai lagi bangunan itu.
Mohammed Fatehi, juru bicara gubernur Anbar, mengatakan, delapan orang tewas, sementara gubernur Anbar mengatakan bahwa tujuh orang tewas.
Namun, sumber-sumber kepolisian mengatakan, sedikitnya 13 orang tewas dalam serangan-serangan itu, tidak termasuk pelaku pemboman. Diperkirakan seorang kepala kepolisian termasuk diantara korban.
Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi beberapa bulan menjelang penarikan penuh pasukan AS.
Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.
Sebanyak 185 orang Irak tewas dalam kekerasan pada September, menurut angka resmi, sementara 239 orang tewas pada Agustus.
Pada Juli, 259 orang Irak tewas dalam serangan-serangan, angka kematian tertinggi kedua pada 2011.
Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.
Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.
Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.
Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.
Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.
Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.
Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.
Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011