Jakarta (ANTARA News) - Istana Kepresidenan melalui Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Bencana terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang kini semakin aktif.

Dalam siaran persnya di Jakarta, Senin malam, Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Bencana Andi Arief menyebutkan bahwa saat ini kegempaan yang muncul akibat aktivitas gunung itu semakin tinggi.

"Lonjakan kegempaannya lebih dari 1.000 persen dalam tiga hari ini. Lebih dari empat ribu kegempaan yang muncul naik, gempa dangkal dan jauh, secara menerus," katanya.

Dalam catatan rekaman alat yang ada, biasanya aktivitas kegempaan rata-rata per hari hanya mencapai 300 kali.

Mengutip Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Surono, secara teoritik, Gunung Anak Krakatau dengan kegempaan yang tinggi ini pasti akan erupsi.

"Namun apakah jenis erupsinya masih belum bisa disimpulkan karena masih dalam tahap pemantauan intensif," katanya.

Pihak PVMBG sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sudah mengambil langkah langkah koordinasi dengan BPBD serta Pemda Banten dan Lampung.

"Bahkan tidak menutup kemungkinan BPBD dan Pemda Jakarta, dan Jawa Barat juga akan segera dikoordinasikan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang ada," kata Andi.

Pihak PVMBG belum menaikkan status "siaga" Gunung Anak Krakatau ke status "awas", meskipun sudah dan sedang melakukan sosialisasi plot tanggap darurat dengan Pemda Lampung dan Banten.

"Kami segera melakukan koordinasi dengan para ahli, BMKG, Ristek, TNI/Polri, Rescuers, Tagana, Bazarnas dan pihak-pihak terkait lainnya. Mudah-mudahan sistem bisa berjalan dan hasil terbaik yang akan dicapai. Perkembangan ini pun sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden," kata Andi Arief.

Meski demikian, masyarakat diminta tenang, dan mendengarkan informasi resmi dari sistem kebencanaan nasional yang ujung tombaknya adalah BNPB.  (S024/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011