Ambon (ANTARA News) - International Symposium For Sustainable Humanosphere pertama digelar oleh Research Institute For Sustainable Humanosphere di Ambon, Senin.

Kegiatan bertema "Wallace Ecosystem and Biodiversity in Maluku for Sustainable Humanosphere" itu menghadirkan pemaparan 13 peneliti dari Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, RISH dari Universitas Kyoto dan UPT Litbang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Hasil Penelitian yang dipaparkan antara lain, radar atmosfer khatulistiwa: observasi sistem dan hasil pengukuran (Masayuki Yamamoto), ikan terbang di Indonesia: keanekaragaman, distribusi dan perikanan (Augy Syahailatua).

Data spasial dan sistem informasi geografis (GIS) aplikasi untuk mendukung pariwisata berkelanjutan (Lalitya Narieswari), dan kelautan prokariota di Indonesia: sejarah dan penelitian pemanfaatan potensi di bidang bioteknologi (Yosmina Tapilatu).

Sedikitnya 100-an peneliti Indonesia dan Jepang hadir dalam simposium yang didukung oleh Center For South East Asean Studies (CSEAS) dan program Global Center Of Excellent (GCOE) tersebut.

"Ini adalah simposium internasional pertama kami di RISH. Di sini kami bertukar informasi ilmiah, berbagi pengalaman penelitian dan pengetahuan mengenai bioteknologi yang berhubungan dengan kehidupan manusia" kata Kepala UPT LIPI Suprapedi kepada ANTARA di Ambon, Senin.

Ia mengatakan, program simposium international yang pertama itu, merupakan bagian dari kepedulian RISH akan paradigma tentang keberlanjutan manusia dan lingkungan di dataran Asia-Afrika, sehingga topik-topik penelitian dalam ISSH 2011 juga berkaitan dengan atmosfer, biosfer, geosfer, kelautan, kayu dan teknologi, serta ilmu hutan.

"Makalah-makalah dari ISSH 2011 akan dipublikasikan dalam prosiding internasional. Saya berharap ISSH di masa mendatang mampu menerbitkan jurnal penelitian dalam bidang kehidupan manusia yang berkelanjutan," katanya.

Suprapedi menambahkan, selain simposium internasional pertama, sebelumnya RISH dan LIPI telah menggelar Fifth Humanosphere Science School di Ambon pada 30 September hingga 2 Oktober 2011.

"Kita melaksanakannya setiap tahun dan ini kelima kalinya. Sebelumnya telah kita gelar di Jakarta, Cibinong (Bandung), Riau, dan Jogjakarta. Dalam kegiatan ini lebih banyak pemberian pelajaran kepada ilmuan-ilmuan muda yang masih mahasiswa oleh para ahli dari Jepang," ujarnya. (IVA/Y006)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011