Jakarta (ANTARA News) - Enam pelaku aksi mogok makan dan jahit mulut Saluran Udara Tegangan Esktra Tinggi (SUTET) yang semula melakukan aksi di bekas Kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro 58 Jakarta, Senin pagi boyongan ke depan Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jalan MH Thamrin Jakarta. Menurut koordinator aksi Mustar Bona Ventura, aksi ini sengaja diboyong ke depan kantor BPPT sebagai bentuk protes kepada PLN yang hari ini menyelenggarakan diskusi tentang SUTET di Gedung BPPT. "Kami baru tahu acara ini tadi malam sekitar pukul 23 00 WIB, maka pagi ini kami mengusung teman-teman yang melakukan aksi mogok makan dan jahit mulut ke tempat ini sebagai bentuk penolakan," kata Mustar Bona Ventura. Dikatakan Bona, PLN selalu berupaya melawan aksi yang dibuat para korban SUTET, antara lain dengan menyelenggarakan diskusi, pertemuan, atau memasang iklan di media massa sebagai bentuk pembenaran terhadap masyarakat bahwa SUTET tidak berbahaya. "Biaya penyelenggararan diskusi maupun pembuatan iklan di media massa yang jumlahnya tidak sedikit akan lebih baik jika digunakan untuk ganti rugi warga yang rumahnya dilintasi SUTET," ujarnya. Para pelaku aksi tersebut dikawal puluhan orang yang bembentangkan sejumlah poster bertuliskan penolakan-penolakan terhadap SUTET, antara lain, "Sebaiknya dana kampanye PLN untuk ganti rugi", "Tolak kenaikan TDL", "Intelektual bukan untuk menipu", "Relokasi atau ganti rugi". Aksi mogok makan ini mendapat dukungan dan semangat dari puluhan massa pengunjuk rasa kelompok lain yang pada saat bersamaan melintas menuju Kantor Kementrian Energi dan Sumber Daya Meineral (SDM) di Jalan Mrdeka Selatan. Sementara acara diskusi masih berlangsung di dalam Gedung BPPT, hingga saat ini para pelaku aksi jahit mulut dan mogok makan tetap melakukan aksinya di depan Kantot BPPT sambil menutup kepala dengan kain untuk menghindari terik matahari. Bahkan ada seorang ibu hamil yang mengaku sudah 16 hari melakukan aksi jahit mulut dan mogok makan. (*)
Copyright © ANTARA 2006