Bantul (ANTARA News) - Sebagian warga di Desa Jogonalan Kidul, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadu ke pimpinan DPRD setempat mengeluhkan limbah yang dikeluarkan Pabrik Gula Madukismo.
"Anak saya kena flek. Ketika periksa ke dokter saya kira turunan atau apa, ternyata faktor udara, yaitu dari pabrik," kata salah seorang warga Jogonalan Kidul, Triati Ambarsari, saat mengadu ke DPRD Bantul, Senin.
Menurut dia, tidak hanya itu, dulunya setiap kali menyapu halaman rumah ada tumpukan debu dari limbah pabrik gula yang tebal, bahkan debu itu juga membuat mata penduduk sekitar terkena radang, sehingga tidak sedikit warga yang harus berobat.
"Rata-rata anak kecil kena flek, kalau punya anak kecil pasti harus mengantisipasi kesehatan. Ada satu orang yang memilih pindah saat melahirkan anak keduanya ke Kabupaten Sleman, dan ternyata sehat sampai sekarang," katanya.
Sementara itu, warga Dusun Rogocolo, Trianing Hastuti yang juga ikut audiensi mengatakan, di daerahnya diakui yang paling parah terkena dampak pabrik, karena air sumur warga terkadang berwarna kuning.
"Dulu kami pernah demo dan setelah itu debunya tidak begitu banyak, hanya baunya masih menyengat. Sejumlah warga yang hanya melintas di sekitar pabrik saja menyatakan tidak tahan baunya, apalagi yang tinggal di situ," katanya.
Dalam pertemuan dengan DPRD Bantul, tidak hanya masalah PG Madukismo yang disampaikan, tetapi juga masalah masih adanya anak putus sekolah dan jaminan kesehatan, serta upaya pemberdayaan tenaga perempuan melalui usaha mikro.
Ketua DPRD Bantul Tustiyani dalam audiensi itu mengatakan, pihaknya akan berupaya mencarikan solusi penyelesaian semua masalah. Pihaknya juga meminta persyaratan data anak putus sekolah dan mengurus jaminan kesehatan.
"Kami minta warga untuk memberikan data yang lengkap dan jelas, sehingga upaya pemberian bantuan juga jelas distribusinya, jangan sampai tidak tepat sasaran," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul, Susanto mengatakan, pihaknya memang belum mendengar laporan warga, namun apabila memang ada yang meresahkan pihaknya akan mendatangi untuk dicek di lapangan.
"Jika memang laporan itu ada kami akan mengambil sampel untuk di kirim ke laboratorium. Kalau memang ada indikasi merugikan kesehatan, kami akan kirim surat ke pihak PG Madukismo untuk mencari solusinya," katanya.
(ANT-068/I007)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Berarti warga yang sengaja pindah ke dekat PG. Masa sekarang PG-nya disalahin? Kenapa dulu pindah kesana?