Samarinda (ANTARA News) - Seekor anak orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) berhasil diselamatkan warga saat terpisah dari induknya di kawasan hutan di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

"Anak orangutan itu diperkirakan berumur enam bulan dan ditemukan warga di Kecamatan Sebulu akibat terpisah dari induknya pada Sabtu ((1/10). Warga kemudian menyerahkannya ke satgas penyelamatan orangutan dan dibawa ke sini (Universitas Mulawarman Samarinda) untuk diberikan pertolongan," ungkap dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda, Yaya Rayadin, Senin.

Anak orangutan yang terlihat dalam kondisi lemas tersebut dibawa oleh seorang dokter hewan dari Pemerintah Kota Samarinda.

Setelah diberi suntikan anak primata primata tercerdas setelah gorilla dan simpanse itu kemudian dibawa ke ruang perawatan satwa liar Fakultas Kehutanan Unmul Samarinda untuk diberikan perawatan medis.

"Kemungkinan, anak orangutan itu mengalami dehidrasi dan stres sehingga perlu dilakukan perawatan khsusus. Kami sudah menyiapkan infus untuk memasukkan cairan ke tubuhnya," kata Yaya Rayadin.

Saat ini lanjut Yaya Rayadin, habitat orangutan di Kalimantan Timur terfragmentasi kedalam 32 kelompok yang hidup di kawasan `lanscape Kutai` atau wilayah penyebaran orangutan di tiga kabupaten yakni di Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Kota Bontang.

Jumlah populasi orangutan di `Lanscape Kutai` kata dia tersisa 2.500 hingga 3. 000 ekor.

"Untuk populasi orangutan di Kalimantan Timur saat ini saya sebut sebagai Lanscape Kutai yang kawasannya berada pada kawasan Hutan Tanaman Industri, HPH, kebun sawit, areal tambang dan Taman Nasional Kutai dengan luasan areal sekitar 600 ribu hektare. Di areal inilah terdapat 32 kelompok orangutan yang ada Kaltim," ungkap peneliti dari Pusat Penelitian Hutan Tropis tersebut.

Dari populasi orangutan tersebut, hanya sekitar 20 persen yang hidup di kawasan hutan primer, sisanya yakni 80 persen berada di kawasan hutan sekunder.

"Di kawasan hutan sekunder tingkat ancaman degradasi kawasan lebih besar sehingga ancaman populasi orangutan juga besar. Begitupula jika dilihat dari fungsi kawasannya, hanya sekitar 25 persen orangutan yang hidup di kawasan konservasi dan 75 persen berada di luar konservasi. Inilah yang menyebabkan ancaman terbesar kepunahan orangutan Kalimantan," kata Yaya Rayadin.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011