Tel Aviv (ANTARA News) - Kebangkitan Arab mengakibatkan Israel semakin terkucil dan memperingatkan kedigdayaan tentara tidak dapat menggantikan kedudukan lemah diplomatik, kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat saat tiba di Tel Aviv pada Senin.
Saat berbicara kepada wartawan di pesawat sebelum mendarat di Israel pada lawatan Timur Tengah itu, Leon Panetta menyatakan yang penting bagi Israel adalah menopang hubungan dengan Mesir dan negara lain di kawasan itu, yang terbukti mitra berharga pada masa lalu.
"Tak banyak pertanyaan dalam pikiran saya bahwa mereka mempertahankan unsur itu (ketentaraan). Tapi, pertanyaan Anda seharusnya adalah apakah cukup mempertahankan unsur ketentaraan jika Anda mengucilkan diri di lapangan diplomatik?" kata Panetta.
"Pada masa dramatik di Timur Tengah saat ini, saat banyak perubahan terjadi, bukan keadaan baik bagi Israel menjadi semakin terkucil. Itulah yang terjadi," katanya.
Sesaat setelah tiba, Panetta bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, yang sesudahnya akan mengadakan jumpa pers bersama.
Ia kemudian dijadwalkan ke kota Ramallah di Tepi Barat untuk pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas sebelum menuju Yerusalem untuk menemui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kata pejabat.
Sebelum mendarat di Tel Aviv, Panetta menekankan keperluan Israel memperbaiki hubungan dengan pemain kawasan itu, seperti, Mesir dan Turki, dan menyiratkan kemauan Washington membantu.
"Saya pikir, untuk keamanan kawasan itu, sangat penting kita melakukan segala kemungkinan untuk membantu mereka membangun kembali hubungan dengan negara, seperti, Turki dan Mesir," kata Panetta.
Dengan berakhir pemerintahan Hosni Mubarak di Mesir dan kerusuhan rakyat di tempat lain menghasilkkan keraguan akan keamanan Israel, Panettta menyatakan pemimpin Israel menyadari tantangan sulit, yang mereka hadapi.
Juru bicara Panetta, George Little, menyatakan pemimpin Pentagon itu memandang keterkucilan Israel merupakan hasil ulahnya dan kejjadian di luar kendalinya, termasuk dukungan Iran kepada pejuang, yang memusuhi Israel.
Bagian penting kunjungan itu ialah mendesak kedua pihak kembali ke meja perundingan, kata Panetta.
Ia mengulangi sikap pemerintah Amerika Serikat bahwa Palestina harus mencapai tujuan kenegaraannya melalui pembicaraan perdamaian dan tidak melalui resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kunjungan Panetta terjadi di tengah keprihatinan di Washington akan dorongan Palestina bagi pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat berakhir mengecewakan dan kemungkkinan kekerasan, setelah muncul perkiraan akan veto dari Amerika Serikat.
Panetta akan mengimbau pemimpin Palestina mencoba membendung setiap kemungkinan kekerasan, kata pejabat tinggi pertahanan.
Amerika Serikat memiliki kepentingan dalam menjaga keamanan dan ketenangan di Tepi Barat saat rakyat mengungkapkan keprihatinan dan perasaan akibat kejadian di New York akan terjadi ketegangan baru dan bahkan kekerasan di lapangan, kata pejabat pertahanan itu, yang berbicara dengan syarat tak dikenali, kepada wartawan.
Kepala Pentagon itu juga berencana menyeru pemimpin Israel dan Mesir meredakan ketegangan di perbatasan bersama mereka, yang muncul sejak unjukrasa jalanan di Kairo menggulingkan Mubarak, kata pejabat pertahanan itu.
Panetta menyatakan merencanakan membahas ancaman Iran dengan pemimpin Israel, tapi tampak menahan serangan pencegahan oleh Israel terhadap sarana nuklir Teheran.
"Saya pikir, cara terbaik berkaitan dengan Iran ialah bukan atas dasar tindakan sepihak," katanya.
Dalam pembicaraan di Kairo pada pekan ini, Panetta menyatakan akan mengungkapkan penghargaan kepada tentara penguasa sementara atas campur tangan dalam kerusuhan pada bulan lalu, yang menyasar kedutaan besar Israel dan meneguhkan hubungan panjang ketentaraan Washington dengan Mesir.
Ia menyatakan akan pula mendesak pemimpin tentara Mesir meneruskan rencana mengadakan pemilihan umum, yang akan menjamin pemerintahan demokratik, sehinggga Mesir dapat menuju pemerintah warga, yang mewakili kehendak rakyat, demikian Reuters melaporkan.
(SYS/B002/H-AK)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011