"Pembukaan jurusan baru Sastra Jepang di UNS ini sangat penting, karena Indonesia dan Jepang juga memiliki kesamaan mengenai masalah budaya," kata Rektor UNS Prof Ravik Karsidi dalam seminar internasional mengenai batik dan kimono di Kampus UNS Solo.
Dia berharap melalui berbagai kerja sama ini diharapkan jurusan baru ini akan cepat terealisasi.
Melalui seminar budaya ini, lanjutnya, diharapkan juga bisa memperkoh hubungan antara Indonesia dengan Jepang. Seminar batik dengan kimono merupakan karya anak bangsa di kedua negara tersebut.
"Batik bukan saja untuk pengembangan ekonomi, tetapi dari motif batik itu mempunyai filosofi hidup yang dalam bagi Bangsa Indonesia, sejak orang lahir sampai mati. Begitu pula kimono bagi orang Jepang juga banyak mengandung arti dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Direktur The Japan Foundation, Tadashi Ogawa, mengatakan melalui kegiatan-kegiatan seperti ini bisa mempercepat untuk pembukaan Jurusan Sastra Jepang di UNS. "Kami berharap hubungan budaya seperti ini bisa sering dilakukan sehingga akan dapat sama-sama mempelajari mengenai masalah budaya tersebut," katanya.
Prof Tokubumi Shibata Guru Besar di Kokushikan University Jepang mengatakan abad ke-21 ini bukan untuk membicarakan mengenai masalah politik dan ekonomi, tetapi juga budaya di Asia.
"Sudah waktunya universitas-universitas di Asia saling melakukan kerjasama untuk tukar-menukar mengenai masalah budaya. Seperti yang dilakukan UNS ini sangat bagus untuk mempelajari budaya lokal seperti batik. Melestarikan budaya lokal ini merupakan tanggungjawab kita bersama," katanya.
(J005)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011