Saham-saham unggulan tersebut diperkirakan akan terus mendapat tekanan pasar, karena aksi lepas saham makin kuat, katanya di Jakarta, Senin.
Ifan Kurniawan yang juga analis PT First Asia Capital, Senin mengatakan, pelaku pasar saat ini sedang panik, mereka menjual saham yang dimiliki dalam jumlah besar.
"Kami memperkirakan aksi lepas itu masih akan berlanjut pada penutupan pasar nanti, " ucapnya.
Pasar saham Indonesia, lanjut dia terimbas oleh melemahnya bursa global dan bursa regional, setelah data retail AS dan Jerman melemah.
Namun aksi lepas itu diperkirakan hanya sementara, karena pada minggu kedua bulan ini para emiten saham bank dan otomotif tersebut akan melaporkan kinerja keuangannya.
Saham-saham unggulan diperkirakan tumbuh dengan dan meraih laba bersih yang cukup besar yang mendorong para pelaku pasar berubah untuk kembali membeli saham-saham tersebut, tuturnya.
Ia menambahkan saham bank dan otomotif saat ini memang harus dibeli karena tingkat harga yang rendah setelah krisis utang di Eropa makin memburuk.
"Kami optimis pelaku pasar akan melakukan pembelian saham apabila laporan kinerja keuangan saham-saham tersebut dikeluarkan," ucapnya.
Saham bank yang mengalami penjualan dalam jumlah yang besar antara lain, Bank Mandiri, Bank BRI dan BCA dengan total transaksi mencapai 79 juta lebih dengan nilai Rp161 miliar lebih dengan kurs turun dari Rp400 hingga Rp500 per saham.
Sedangkan saham otomotifi seperti Astra Internasional merosot Rp3.700 menjadi Rp59.950 dengan volume transaksi mencapai Rp2,7 juta unit senilai Rp5,53 miliar dan United Tractor terjual sebanyak 4,43 juta lembarr senilai Rp8,87 miliar pada kurs akhir Rp20.600 atau turun Rp1.400.
Sementara itu, Direktur Retail Banking PT ANZ Panin Bank, Anthoy Soewandy, memperkirakan indeks masih akan terpuruk, karena aksi lepas yang makin besar.
Pelaku pasar makin panik, mereka hanya ingin melepas saham yang akan ditukarkan dengan dolar, karena mata uang asing itu dinilai lebih aman, ucapnya.(CS)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011