"Pada 2020 pertumbuhan lapangan nyaris semua negatif karena banyak yang minus akibat pandemi COVID-19 dan pada 2021 kembali positif sehingga bisa tumbuh hingga 3,35 persen," kata Kepala BPS Solok Selatan, Abdul Razi di Padang Aro, Kamis.
Dua sektor lapangan usaha yang tumbuh signifikan pada 2021 yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum 6,22 persen dan transportasi perdagangan 5,09 persen.
Kedua lapangan usaha ini pada 2020 mengalami pertumbuhan negatif dimana transportasi perdagangan minus 10,54 persen serta penyedia akomodasi dan makan minum minus 10,45 persen.
Untuk perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan motor pada 2021 juga tumbuh cukup baik yaitu 4,08 persen dimana pada 2020 hanya 0,09 persen.
Sedangkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang paling banyak dilakukan masyarakat juga tumbuh 3,40 persen pada 2021 dimana tahun 2020 hanya 0,25 persen.
Pada 2020 hanya tiga sektor usaha yang tumbuh positif yaitu informasi dan komunikasi 7,44 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,39 persen serta jasa pendidikan 4,66 persen.
"Pertumbuhan lapangan usaha pada 2020 negatif karena banyak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi dan 2021 sudah tidak ada lagi sehingga bergerak positif," ujarnya.
Dia menambahkan, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Solok Selatan selang 2015-2020 yaitu mencapai 28,78 persen.
Selanjutnya perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor 20,20 persen, konstruksi 12,79 persen, pertambangan dan penggalian 9,40 persen serta transportasi dan perdagangan 6,11 persen.
Baca juga: Kemenkeu tambah 627 lapangan usaha penerima insentif pajak
Baca juga: BI: Mayoritas lapangan usaha di Bali triwulan III-2021 tumbuh negatif
Baca juga: Sandiaga: Kuliner Mie Aceh buka peluang usaha dan lapangan kerja
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022