Setiap kelahiran yang kami tangani, kami tawarkan akta kelahiran tapi orangtuanya tidak mau,"
Lebak (ANTARA News) - Warga suku Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang telah memiliki akta kelahiran sekitar 10 persen dari keseluruhan 11.320 jiwa.
"Saat ini warga Baduy yang memiliki akta kelahiran hanya di Kampung Cicakal Girang, karena mereka memeluk agama Islam dan bersekolah," kata Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, H Sapiin, Senin.
Ia mengatakan, sebagian besar warga tersebut tidak menganggap penting akta kelahiran. Warga Baduy Luar punya ciri pakaian hitam-hitam dan Baduy Dalam putih-putih.
Masyarakat Baduy hingga kini menolak pendidikan di sekolah karena bertentangan dengan adat setempat.
"Terdapat 58 perkampungan di kawasan Baduy dan hanya satu kampung yang ada sekolah yakni Kampung Cicakal Girang, " Sapiin.
Bidan Eros Rosita yang bertugas di wilayah tersebut mengemukakan orang tua Baduy menolak untuk memiliki akta kelahiran anak mereka. "Setiap kelahiran yang kami tangani, kami tawarkan akta kelahiran tapi orangtuanya tidak mau," kata Eros.
Dia mengemukakan jumlah Balita yang mendapat perhatian petugas medis sebanyak 291 bayi tersebar di sembilan posyandu tidak memiliki akta kelahiran."Saat ini warga Baduy yang memiliki akta kelahiran hanya di Kampung Cicakal Girang dan itu juga tidak semua," ujarnya.
(A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011