Jumlah stok beras tersebut mampu memperpanjang ketahanan beras untuk rakyat miskin (raskin) hingga tiga bulan ke depan atau Desember 2011, kata Kepala Perum Bulog Subdivre Wilayah III Surakarta, Tri Fajarjanto, di Solo, Senin.
Meskipun, stok beras di wilayah Surakarta tinggal tiga bulan, tetapi pihaknya hingga saat ini tetap berusaha melakukan penyerapan gabah petani untuk memperpanjang persediaan.
"Kami masih berusaha mandiri melakukan pengadaan. Kami hingga saat ini melakukan penyerapan gabah petani ratra-rata 300 ton gabah kering giling (GKG) per hari," katanya.
Ia menjelaskan, cadangan beras pada sembilan gudang Bulog di wilayah Surakarta untuk alokasi menyalurkan raskin sebanyak 7.066 ton per bulan yang tersebar pada tujuh kabupaten dan kota.
Tujuh kabupaten dan kota tersebut yakni, Kota Solo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen.
Menyinggung masalah persediaan beras yang menipis di gudang Surakarta, kata dia, pihaknya tetap berupaya mandiri untuk tidak mendatangkan beras impor.
"Kita tetap optimistis pengadaan pangan mampu memenuhi kebutuhan pangan di wilayah Surakarta," katanya.
Sementara menurut Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, pihaknya tidak punya pilihan lain menerima beras impor hanya untuk memenuhi kebutuhan raskin bagi masyarakat miskin di wilayahnya.
Meskipun, Jateng produksi beras mengalami surplus, tetapi Bulog melakukan penyerapan kurang maksimal. Sehingga, stok raskin untuk bulan Oktober, November, Desember 2011, kosong.
Oleh karena itu, Pemerintah harus mendatangkan beras atau impor untuk menyalurkan raskin kepada masyarakat miskin mencapai 180 ribu ton dan 200 ribu ton untuk cadangan jika terjadi bencana. (B018/A035)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011