Mamuju (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat melakukan sosialisasi secara intensif penyelamatan sapi betina kepada peternak sapi setempat.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulbar Ir Muhammad Abduh di Mamuju, Senin mengatakan, Distanak Sulbar melakukan sosialisasi penyelamatan sapi betina kepada peternak sapi di lima Kabupaten di Sulbar.
Ia mengatakan, sosialisasi yang dilakukan atas kerja sama dengan Kementerian Pertanian itu bertujuan agar sapi betina yang dipelihara pemiliknya di Sulbar tetap terjaga agar, sehingga dapat meningkatkan produksi ternak sapi.
"Pemerintah menyediakan insentif bagi setiap kelompok peternak sapi betina di lima Kabupaten di Sulbar agar tidak melakukan pemotongan sapi betina mereka yang masih produktif dan dapat meningkatkan produksi sapi di Sulbar," katanya.
Ia mengatakan, Distanak Provinsi Sulbar saat ini telah melakukan pemantauan setiap ternak masyarakat di daerah itu yang terancam dipotong pemiliknya yang bisa menurunkan angka produksi ternak.
"Apabila ditemukan ternak sapi betina yang terancam dipotong pemiliknya maka pemerintah akan segera memberikan insentif sebesar Rp200 juta bagi setiap kelompok taninya sebagai bentuk kompensasi, agar ternak tersebut tidak dipotong dan tetap memberikan andil bagi peningkatan produksi ternak di daerah ini," katanya.
Ia mengatakan, produksi sapi betina di Sulbar saat ini mencapai sekitar 103.272 ekor, dan kualitas daging sapi yang ada di Provinsi Sulbar, cukup digandrungi karena di daerah ini masih negatif dari serangan penyakit ternak berbahaya
Menurut dia, Provinsi Sulbar menargetkan daerahnya menjadi daerah swasembada daging karena daerah ini mulai melakukan ekspor daging hasil ternak, seperti memasok ternak ke pulau Kalimantan.
"Dalam setahun Sulbar dapat mengekspor sekitar 20 ribu ekor sapi ke Kalimantan, untuk dipasarkan di wilayah itu, artinya daerah ini pelan-pelan menjadi daerah swasembada daging, sehingga peningkatan produksinya harus dilindungi dengan melindungi sapi betina," katanya. (MFH/A035)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011