Kepala Dinas Perkebunan dan Holtikultura Sultra, Achmad Chaidir, di Kendari, Minggu, mengatakan, dana itu terkumpul dari anggota LEMS yang sudah terbentuk.
"LEMS telah berhasil membangun kesadaran masyarakat untuk berinvestasi swadaya rata-rata sebesar Rp1 juta lebih per kepala keluarga atau anggota kelompok," katanya.
Ia mengatakan, dari kesadaran itu setiap LEMS bisa mengumpulkan dana permodalan mencapai Rp100 juta hingga Rp700 juta, yang akan digunakan untuk pengembangan komoditas yang digeluti oleh anggota LEMS.
Menurutnya, saat ini di Sultra sudah terbentuk beberapa LEMS, terdiri LEMS Kakao, LEMS Jeruk dan LEMS Kelapa.
"LEMS Kakao adalah lembaga ekonomi masyarakat sejahtera yang fokus terhadap pengembangan warga kelompok tani kakao, LEMS Kelapa untuk kelompok tani kelapa dan LEMS Jeruk adalah pengembangan ekonomi warga kelompok tani jeruk," katanya.
Ia menuturkan, LEMS Kakao terapat di Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan sebanyak enam kelompok.
Sedangkan untuk LEMS Kepala terdapat di Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Buton, sementara LEMS jeruk terdapat di Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Muna.
Ia menjelaskan, LEMS hadir untuk menyempurnakan berbagai konsep kelembagaan masyarakat desa yang pernah ada, diharapkan dapat melebur kekuatan ego sektoral, memadukan seluruh kegiatan pembangunan di desa yang dapat diterima oleh semua pihak.
"LEMS ini merupakan lembaga atau wadah perekat seluruh warga desa, yang dibentuk oleh masyarakat desa dan untuk masyarakat desa guna menghimpun dan mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh anggotanya," katanya menuturkan. (ANT-299/A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011