Bukan hanya dari pemerintah pusat dan daerah, tetapi masyarakat dapat mengembangkan taman bacaan
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi mendorong semua pihak menjadikan literasi sebagai gerakan bersama.
“Perlu adanya gerakan bersama untuk program literasi ini. Bukan hanya dari pemerintah pusat dan daerah, tetapi masyarakat dapat mengembangkan taman bacaan,” ujar Didik dalam konferensi pers pelaksanaan Rakornas Bidang Perpustakaan 2022 di Jakarta, Kamis.
Didik menambahkan pemerintah dapat menambah koleksi dari taman bacaan yang diprakarsai masyarakat tersebut. Tanpa adanya gerakan bersama, lanjut Didik, masyarakat akan kesulitan dalam mengakses bahan bacaan.
Baca juga: Menko PMK terima aduan dana tunggu tahap dua Seroja belum cair
“Hal yang terpenting yang dilakukan adalah mendekatkan akses bacaan kepada masyarakat, dengan cara memperbanyak ruang publik sehingga masyarakat dengan mudah dapat mengakses bahan bacaan,” terang dia.
Dia menjelaskan Kemenko PMK menyusun peta jalan pembudayaan literasi. Pembudayaan literasi tersebut dilakukan melalui tiga cara yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.
Prioritas utama adalah pembudayaan literasi melalui keluarga yang dilakukan dengan cara mengajak anak untuk menyenangi bahan bacaan.
Baca juga: Menko PMK: Pembangunan daerah tertinggal harus terintegrasi
Berikutnya di satuan pendidikan, yang mana literasi yang diberikan tidak hanya literasi pengetahuan tetapi juga literasi budaya. Selanjutnya, adalah pembudayaan literasi melalui masyarakat yang dilakukan dengan memperbanyak ruang publik.
“Literasi itu bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, akan tetapi kemampuan menyerap pengetahuan dan menjadikannya modal untuk kehidupan yang lebih baik,” imbuh dia.
Baca juga: Perpusnas sajikan literasi mengenai Indonesia pada Presidensi G20
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan minat baca masyarakat Indonesia tidaklah rendah. Persoalan utamanya adalah minimnya akses bacaan di masyarakat sehingga masyarakat lebih senang membaca informasi di media sosial dibandingkan dengan buku.
Oleh karenanya, dalam Rakornas Bidang Perpustakaan yang akan diselenggarakan 29 Maret hingga 30 Maret 2022 membahas persoalan minimnya akses bacaan tersebut. Rakornas tersebut mengusung tema Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional.
Baca juga: Menko PMK dorong wisudawan UMM taklukkan era perangkat lunak 2.0
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022