Jakarta (ANTARA) - Guru Besar IPB University Prof Edi Santosa meyakini bahwa Indonesia tidak perlu impor bawang merah lantaran ketersediaan yang cukup melimpah karena para petani sedang melakukan panen raya.
"Yang penting jangan berpikir impor karena ketersediaan bawang pasti dalam kondisi aman. Terlebih saat ini para petani di beberapa daerah sedang melakukan panen raya," kata Prof Edi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, harga bawang merah pada saat bulan Suci Ramadhan nanti akan turun secara signifikan dikarenakan adanya panen raya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor meyakini ketersediaan bawang merah bakal meningkat tajam, seiring adanya panen raya yang digelar petani di sejumlah daerah.
"Tidak boleh berpikir impor atau berpikir lain-lain. Terutama yang menyurutkan semangat petani dalam berproduksi. Kita harus dukung mereka karena produksinya meningkat," katanya.
Ketua Asosiasi Champion Cabai dan Bawang Nasional Tunov Mondro Atmojo memastikan ketersediaan cabai dan harga di sejumlah sentra dalam kondisi aman. Bahkan saat ini, panen raya masih berlangsung baik di Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya.
"Untuk puncak panen akan jatuh di bulan puasa sampai habis Lebaran mendatang. Walaupun harga bawang di petani turun, namun bagi petani itu sudah biasa dan tidak menjadi persoalan. Yang penting ketersediaannya aman," katanya.
Baca juga: Program food estate Temanggung hasilkan bawang merah 15,7 ton/hektare
Baca juga: Panen bawang Cirebon terbebas hama jamur berkat pemupukan berimbang
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022