Ditemukan bahwa kebijakan pembangunan rendah karbon sebagai 'backbone' ekonomi hijau dapat membawa Indonesia untuk mencapai 'net zero emission' pada tahun 2060

Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan serta mewujudkan bebas emisi atau "net zero emission" (NZE).

"Ditemukan bahwa kebijakan pembangunan rendah karbon sebagai 'backbone' ekonomi hijau dapat membawa Indonesia untuk mencapai 'net zero emission' pada tahun 2060," kata Pelaksana tugas Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin Rudiyanto dalam Seminar Nasional Transformasi Digital Mendukung Inovasi Kehutanan 4.0 untuk Ekonomi Hijau dan Penyelamatan Bumi di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Kamis.

Hal itu didasarkan pada hasil kajian yang dilakukan Bappenas dengan mengembangkan pemodelan sistem dinamik yang disusun dengan pendekatan holistik, integratif, tematik dan spasial serta mempertimbangkan kebijakan terkait antara lain rencana usaha penyediaan tenaga listrik berkelanjutan dan Forestry and Other Land Uses (Folu) Net Sink.

Ia mengatakan simulasi mencapai net zero emission juga menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia dapat tetap tumbuh tinggi sehingga Indonesia dapat lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah sebelum 2045, mempercepat pengentasan kemiskinan, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

"Hasil pemodelan juga melihat berbagai pengaruh kebijakan pada sektor kehutanan dan lahan gambut terhadap peluang menuju net zero emission," ujarnya.

Lima strategi utama pembangunan rendah karbon di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring dengan menurunkan emisi gas rumah kaca adalah penanganan limbah dan ekonomi sirkular, pengembangan industri hijau, pembangunan energi berkelanjutan, rendah karbon laut dan pesisir, serta pemulihan lahan berkelanjutan.

Lebih,iamengatakan Pemerintah Indonesia mengambil strategi transformasi ekonomi dengan mendorong ekonomi hijau sebagai game changer yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan kualitas lingkungan.

"Pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim memegang peranan penting sebagai backbone menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Ia mengatakan salah satu tonggak pencapaian (milestone) yang telah ditempuh Indonesia adalah mengintegrasikan upaya penanganan perubahan iklim melalui pembangunan rendah korban dan berketahanan iklim ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Hal itu sesuai dengan amanah Article 3.4 Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCC) bahwa upaya perubahan iklim harus diintegrasikan ke dalam perencanaan pembangunan nasional dengan tidak mengesampingkan aspek sosial dan ekonomi.

Dengan demikian, seluruh komitmen Indonesia dalam konteks perubahan iklim merupakan bagian dari kerangka pembangunan rendah karbon untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, demikian Arifin Rudiyanto.

Baca juga: Konferensi T20 rekomendasikan pemulihan ekonomi inklusif-rendah karbon

Baca juga: Ahli: Kebijakan rendah karbon banyak, tapi implementasi belum

Baca juga: Indonesia-Inggris perkuat komitmen ekonomi hijau melalui rendah karbon

Baca juga: Bappenas rekomendasi kebijakan ekonomi rendah karbon hadapi COVID-19

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022