Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Fasilitasi Perdagangan Kemenko Perekonomian Tatang Yuliono mengatakan ekspor teh Indonesia masih dapat ditingkatkan antara lain ke Malaysia, Amerika Serikat, Pakistan, China, Eropa, dan Australia.
"Indonesia merupakan eksportir teh terbesar ketiga belas dunia dengan nilai 96,32 ribu dolar AS pada tahun 2020,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa.
Senilai 83,69 persen dari total ekspor teh Indonesia tersebut merupakan teh hitam yang telah difermentasi yang banyak diminta oleh pasar dunia.
Selain mendorong produksi teh jenis ini, ke depan kolaborasi dan sinergi antar-stakeholders, revitalisasi benih, revitalisasi infrastruktur penunjang, dan edukasi petani teh masih perlu terus dilakukan.
Pasalnya saat ini produksi teh Indonesia baru menyumbang dua persen dari total produksi teh dunia.
Baca juga: Ekspor teh Indonesia berpeluang meningkat di tengah perang dagang
Kualitas teh Indonesia pun masih perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan teh negara lain di tengah era perjanjian perdagangan bebas ini.
"Kebutuhan teh dunia tentunya sangat tinggi mengingat teh merupakan bagian dari gaya hidup, tapi dengan adanya dinamika pasar ekspor di era globalisasi karena persaingan bisnis yang ketat, juga hambatan perdagangan berupa kebijakan tarif dan non tarif, serta dampak geo-politik, Indonesia perlu melakukan berbagai strategi untuk meraih pasar teh yang potensial," katanya.
Ia menambahkan pada 2021 teh Indonesia telah diekspor ke 62 negara tujuan, antara lain ke Malaysia dengan pangsa 13,12 persen dari total ekspor teh, Rusia 12,63 persen, dan Australia 10,32 persen.
"B2B Meeting antara eksportir dan importir dan Indonesia Tea Day juga telah dilaksanakan untuk mempromosikan teh buatan Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Teh Indonesia disukai konsumen dunia, pemerintah harap ekspor ditingkatkan
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022