Bandung (ANTARA News) - Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)menyatakan dirinya bukan sempalan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kendati para personilnya kebanyakan jebolan partai berlambang banteng itu. Penegasan itu disampaikan Pimpinan Kolektif Nasional PDP Roy BB Janis disela-sela acara Silaturahmi dan Sosialisasi calon Pimpinan Kolektif Provinsi dengan calon Pimmpinan Kabupaten dan Kota Se Jawa Barat di Bandung, Minggu. Ia menyatakan, pembentukan PDP bukanlah dikarenakan atas rasa sakit hati tetapi berdasar jiwa pembaruan yang muncul dari masyarakat profesional, politikus, kaum ulama dan berbagai golongan masyarakat lainnya untuk membuat suatu partai politik yang benar. Roy BB Janis juga mengatakan, para pengurus PDP yang telah terbentuk di hampir seluruh provinsi, mulai di Aceh hingga Merauke dan 300-an kota/kabupaten di Indonesia berasal dari berbagai partai politik selain dari PDIP seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Azas yang digunakan sebagai landasan partai politiknya adalah Pancasila 1 Juni. Menurut dia, pada masa sekarang azas yang mengedepankan unsur kebersamaan dan musyawarah untuk mufakat telah diabaikan. "Ini merupakan krisis jati diri. Karena landasan berorganisasi dan berbangsa yang dilontarkan Soekarno-Hatta saat ini telah pudar. Ini merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia," katanya. Ia menjelaskan, yang membedakan PDP dengan partai lainnya adalah PDP tidak diketuai oleh seorang Ketua Umum atau Presiden tetapi kepemimpinannya dipegang secara kolektif oleh 35 Pimpinan Kolektif Nasional. Senada dengan Roy BB Janis, Pimpinan Kolektif Nasional lainnya yaitu Laksamana Sukardi mengatakan, seluruh keputusan yang akan dikeluarkan oleh partai merupakan keputusan dari pimpinan kolektif bukan karena keputusan perorangan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006