"Pemerintah sejak 2010 merintis desa mandiri pangan dan sebagian programnya adalah memberikan bantuan lumbung desa di setiap desa secara bertahap. Pada 2011 ini, lumbung desa dibangun untuk Desa Bancang Kecamatan Sale," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (P4K) Kabupaten Rembang, Wartono.
Ia menyebutkan untuk membuat sebuah lumbung pangan desa, pemerintah menyalurkan anggaran tak kurang dari Rp179 juta.
"Peran lumbung pangan di tiap desa (lumbung desa) cukup strategis dan penting untuk mencegah terjadinya lonjakan harga pangan akibat ulah tengkulak saat tak lagi berada dalam masa panen," kata dia.
Dahulu, lumbung pangan hampir dimiliki tiap desa. Namun kini, banyak bahkan hampir semua desa telah menjual lumbung pangan itu.
"Tindakan demikian wajar dilakukan, karena lumbung era dulu memang sudah tidak lagi layak untuk membendung ancaman hama tikus yang sangat mungkin menyerang lumbung pangan desa," katanya.
Seharusnya, lanjut Wartono, petani bisa kompak untuk kembali menggairahkan keberadaan lumbung pangan desa.
"Setidaknya, jika dalam satu keluarga petani ada lima orang, maka idealnya, ada satu ruangan (kamar) yang bisa difungsikan sebagai lumbung pangan sederhana," katanya.
Ia menyebutkan, lumbung desa sebenarnya akan bisa terkelola dengan baik, apabila setiap warga menyadari arti pentingnya.
"Misalnya, dari satu hektare lahan, warga bisa menyimpan setidaknya lima karung gabah dan sebuah lumbung desa idealnya mampu menyimpan paling tidak 40 ton gabah," katanya menguraikan.
Ia menambahkan, untuk menggairahkan semangat petani kembali pada lumbung pangan desa, Pemerintah memang secara bertahap memberikan bantuan lumbung pangan desa.
"Pada 2010 lalu, ada dua desa di kabupaten ini yang menerima bantuan yakni Desa Ronggomulyo Kecamatan Sumber dan Desa Bendo Kecamatan Sluke. Sementara pada 2011 ini, lumbung desa dibangun untuk warga Desa Bancang Kecamatan Sale," katanya.
(ANT/168)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011
