Mataram, NTB (ANTARA News) - Sekitar 50 warga Kelurahan Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, Sabtu, berdemonstrasi menuntut lurahnya mundur karena diduga menggelapkan minyak tanah yang dijual saat operasi pasar.

Warga yang menggelar aksi unjuk rasa di kantor lurah tersebut hampir semuanya laki-laki yang tidak memperoleh jatah minyak tanah pada operasi pasar yang digelar Sabtu pekan lalu (24/9). Minyak tanah memang masih berperan penting di Indonesia, terutama di luar Jawa.

Salah seorang warga, Zainuddin (45), menilai, M Irwan selaku lurah tidak transparan dalam membagikan jatah minyak tanah bersubsidi saat digelarnya operasi pasar.

"Dari perhitungan saya bersama rekan-rekan, ada sekitar 1.000 liter lebih minyak tanah dari 5.000 liter jatah untuk setiap kelurahan, tidak jelas kemana rimbanya," ujarnya.

Ia mengaku sudah mendatangi seluruh kepala lingkungan di Kelurahan Dasan Cermen untuk meminta informasi jumlah kupon yang disebar kepada warga yang berhak membeli minyak tanah bersubsidi tersebut.

Data yang diperoleh menyebutkan hanya 940 kupon terbagi. Di kupon tersebut tertera jatah pembelian hanya empat liter. Artinya minyak tanah yang tersalurkan kurang dari 4.000 liter.

"Kemana sisanya. Kami minta lurah untuk mempertanggungjawabkan masalah itu. Sudah dua kali masalah ini terjadi. Kemarin pada saat operasi pasar minyak tanah tahap dua masalah itu terjadi. Yang lancar hanya pada saat operasi pasar pertama," ujarnya.

Lurah Dasan Cermen M Irwan mengakui warga yang belum mendapatkan jatah minyak tanah bersubsidi pada saat operasi pasar karena kesalahan para petugas yang melayani warga.

Ia juga mengakui sebanyak 13 orang staf kelurahan diberikan sebanyak 10 kupon pembelian minyak tanah bersubsidi, namun itu dibagikan lagi kepada warga yang kurang mampu di wilayahnya masing-masing.

Minyak tanah itu juga dijual kepada tiga orang warga yang berangkat menunaikan ibadah haji karena mereka sangat membutuhkan minyak tanah untuk keperluan menggelar berbagai kegiatan sebelum berangkat ke tanah suci Mekkah.

"Kami juga memberikan sebagian minyak tanah itu kepada mahasiswa yang melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN). Itu sebagai bentuk perhatian kami karena mereka ikut membantu kegiatan di kelurahan ini," ujarnya.

Irwan bersedia bertanggung jawab dengan memberikan minyak tanah bagi warga yang belum memperoleh jatahnya.

Setiap warga yang merasa belum mendapatkan jatah melaporkan diri ke kepala lingkungan masing-masing, namun harus jujur.

Penyaluran minyak tanah bersubsidi kepada warga yang belum memperoleh jatah pada saat operasi pasar beberapa waktu lalu akan digelar pada Sabtu (8/10).

"Kalau sampai Sabtu nanti minyak tanah pengganti tidak terealisasi saya siap mengundurkan diri. Namun, kalau sekarang tidak bisa seenaknya diminta mundur karena ada mekanismenya," ujarnya.

Puluhan warga akhirnya membubarkan diri setelah mendengarkan berbagai penjelasan yang diberikan oleh lurah. (ANT-WLD)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011