Lebak, Banten (ANTARA News) - Warga suku Baduy Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sepanjang 2011 sudah terbebas dari penyakit prambusia setelah mendapat pengobatan massal beberapa tahun terakhir oleh Dinas Kesehatan setempat.

"Kami saat ini sudah tidak menemukan kasus penyakit prambusia di kawasan Baduy Dalam," kata seorang petugas medis di kawasan Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Eros Rosita, Sabtu.

Eros mengatakan, sejak 2001-2008 jumlah kasus penderita prambusia di kawasan Baduy Dalam tercatat 95 orang dan tahun ke tahun dinyatakan sembuh setelah dilakukan pengobatan massal.

Mereka warga Baduy Dalam mau berobat ke petugas medis setelah dilakukan pendekatan dengan pemuka-pemuka adat dan kepala desa tentang pentingnya kesehatan.

Selain itu juga dilaksanakan pengobatan prambusia secara massal agar mereka bisa sembuh dan dapat beraktivitas kembali di ladang huma sebagai mata pencaharianya.

"Dengan pendekatan itu kini warga Baduy bisa memanfaatkan akses pelayanan kesehatan," ujarnya.

Sebenarnya, menurut dia, masyarakat Baduy Dalam dengan ciri khas berpakaian putih-putih yang tersebar di Cikeusik, Cikartawarna dan Cibeo menolak modernisasi termasuk pengobatan.

Namun, kata dia, petugas medis tidak kecil hati melalui pendekatan dengan para tokoh adat dan setiap pekan petugas medis berjalan kaki hingga puluhan kilometer mendatangi para penderita prambusia.

Kedatangan petugas untuk melakukan pengobatan dengan cara diberikan vaksin agar tidak mennularkan kepada warga lainya.

"Dengan pendekatan dan kesabaran petugas medis dan akhirnya kini warga Baduy Dalam mau berobat untuk menyembuhkan penyakit kulit itu," katanya.

Eros menjelaskan, penyakit prambusia merupakan jenis penyakit kulit dan bisa disembuhkan dengan pemberian pengobatan vinicilin dan kapsul oral.

Selain itu, juga dilakukan penyuntikan jenis benzetin untuk membunuh kuman-kuman pada bagian tubuhnya.

Sebab penyakit prambusia itu berasal dari kuman akibat rendahnya kesehatan lingkungan, sebab orang Baduy jika mandi tidak menggunakan sabun, sehingga mudah terserang penyakit kulit.

Disamping itu pakaian warga Baduy digunakan hingga berhari-hari melekat dalam tubuhnya dan berpotensi tertular kuman yang mengakibatkan gatal-gatal pada bagian kulit.

Selama ini, kata dia, penyakit prambusia tidak menimbulkan kematian, namun tetap harus dicegah karena bisa menularkan kepada orang lain.

"Kami merasa bersyukur dengan bebasnya warga Baduy dari penyakit langka itu," katanya.

Kepala Puskesmas Cisimeut H Halwani, mengatakan saat ini warga Baduy Dalam dan Baduy Luar sudah mau memanfaatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi petugas medis di Puskesmas dan rumah sakit jika mereka sakit atau mengalami kecelakaan, seperti digigit ular berbisa.

Bahkan, pihaknya telah menugasi mantri dan bidan khusus untuk melayani kesehatan dasar bagi warga Baduy.

"Petugas medis itu ternyata cukup efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Baduy yang hingga kini masih kuat memegang kepercayaan adat setempat," katanya. (ANT)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011