Beijing (ANTARA) - China kembali menegaskan dukungannya kepada Indonesia sebagai ketua G20, di tengah tuntutan agar Rusia dikeluarkan dari keanggotaan kelompok 20 negara ekonomi tersebut menyusul agresi militernya di Ukraina.
"China mendukung Presidensi G20 Indonesia tahun ini untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor sesuai agenda yang ditetapkan dengan tema Recover Together, Recover Stronger," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Rabu.
Menurut dia, forum utama G20 itu untuk kerja sama ekonomi internasional sehingga tujuannya adalah menyatukan negara-negara ekonomi di dunia, termasuk Rusia sebagai salah satu anggota penting forum itu.
"Tidak ada satu pun negara anggota yang berhak mencabut keanggotaan negara lainnya," ujarnya menanggapi pertanyaan apakah kualitas organisasi G20 akan menurun jika Rusia masih bergabung.
Baca juga: Xi Jinping kontak Jokowi, bahas G20, Ukraina dan kereta cepat
Dalam menghadapi krisis COVID-19 di tengah instabilitas pemulihan ekonomi dunia, lanjut dia, ketua G20 memikul tanggung jawab besar dalam memimpin gerakan antipandemi, meningkatkan tata kelola ekonomi, dan mengampanyekan pemulihan ekonomi global.
"G20 sudah seharusnya menjalankan praktik-praktik multilateralisme, memperkuat solidaritas dan kerja sama, bersama-sama menghadapi tantangan utama ekonomi, keuangan, dan pembangunan," kata Wang.
Sebelumnya, Menlu Wang Yi juga menyatakan dukungannya terhadap Indonesia yang pada tahun ini mendapatkan amanat memimpin G20.
China juga berjanji akan bertindak aktif membantu kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada Oktober mendatang.
Namun sampai saat ini belum diketahui, apakah Presiden Xi Jinping atau Perdana Menteri Li Keqiang bisa menghadiri KTT tersebut.
Baca juga: China dukung agenda G20 Indonesia hindari isu Rusia-Ukraina
Baca juga: Mencermati dukungan China pada Presidensi G20 Indonesia
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022