Washington (ANTARA News) - Departemen keuangan Amerika Serikat, Kamis, mengumumkan sanksi baru terhadap lima orang yang mereka katakan terkait dengan "organisasi teroris paling berbahaya yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan".
"Para penyandang dana dan fasilitator itu memberi bahan bakar pada Taliban, Jaringan Haqqani dan Al Qaida untuk merealisisasikan aspirasi kekerasan mereka," kata Wakil Menkeu untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan David Cohen dalam sebuah pernyataan.
Sebagai akibat dari tindakan itu, perusahaan-perusahaan dan perorangan AS biasanya dilarang mengadakan transaksi dengan mereka yang ditargetkan, dan aset mereka di wilayah hukum AS akan dibekukan.
Kelompok lima orang itu termasuk Abdul Aziz Abbasin, yang departemen itu lukiskan sebagai "seorang komandan penting dalam jaringan Haqqani", yang dipimpin oleh Sirajuddin Haqqani dan dituduh telah melakukan serangkaian serangan besar.
"Abbasin memimpin sekelompok gerilyawan Taliban dan membantu dalam menjalankan sebuah kamp pelatihan bagi gerilyawan asing di provinsi Paktika, dan juga terlibat dalam serangan kendaraan pasokan pasukan pemerintah Afghanistan dan pengangkutan senjata ke Afghanistan," kata depkeu.
Juga dikenai sanksi, Haiji Faizullah Khan Noorzai, yang depkeu katakan sebagai penyandang dana penting Taliban, dan saudaranya, Haiji Malik Noorzai, seorag pengusaha yang tinggal di Pakistan.
Keduanya telah menginvestasikan "jutaan dolar dalam berbagai usaha untuk Taliban", katanya.
Sanksi juga dijatuhkan pada Abdur Rehman, yang depkeu lukiskan sebagai fasilitator dan pengumpul dana Taliban, serta Fazal Rahim, yang digambarkannya sebagai seorang fasilitator keuangan bagi Al Qaida dan Gerakan Islam Uzbekistan.
Tapi tindakan itu tak mungkin akan menghalau tekanan yang meningkat yang pemerintah Presiden Barack Obama hadapi untuk menempatkan kelompok Haqqani, yang serangan-serangannya mengancam akan menjadi rintangan besar bagi harapan AS untuk mundur dengan lancar dari Afghanistan, dalam daftar organisasi teroris deplu AS.
Pemerintah Obama telah berupaya untuk mendamaikan setelah ucapan Laksamana Mike Mullen memicu perang kata dengan sekutu pentinnya Pakistan, meskipun mereka tetap mendesak Pakistan untuk menindak keras gerilyawan yang telah mengobarkan kekerasan di Afghanistan itu.
Pada Rabu, Menlu Hillary Clinton mengatakan AS telah mendekati keputusan mengenai apakah negara itu akan menyatakan kelompok Haqqani sebagai organisasi teroris, atau tidak, demikian Reuters melaporkan.
(SYS/S008/A023)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011