Serang (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, proyek Pelabuhan Bojonegara tidak bisa segera dibangun sebelum Pemerintah Provinsi Banten menyiapkan lahan 4.000 hektar sebagai kawasan penyangga pelabuhan Bojonegara. Kepada wartawan usai meninjau lokasi pelabuhan Bojonegara di Serang, Banten, Sabtu, Wapres mengemukakan, pembangunan pelabuhan Bojonegara diharapakan bisa menjadi pelabuhan Industri. "Jadi bukan sekedar pelabuhan yang hanya menerima limpahan dari Pelabuhan Tanjung Priok, maka pembangunan pelabuhan itu baru bisa dilanjutkan setelah adanya kepastian penyediaan lahan oleh pemerintah daerah," katanya. Menurut Wapres, saat ini luas areal pelabuhan Bojonegara seluruhnya hanya mencapai 455 hektar, terdiri atas 120 hektar bangunan terminal peti kemas dan 335 hektar untuk kawasan industri yang berada terpisah sekitar tiga kilometer dari pelabuhan. "Jadi perlu `masterplan` baru sebelum sebelum pelabuhan ini dilanjutkan, karena penambahan lahan baru," katanya. Selain meninjau Pelabuhan Bojonegara, Wapres yang antara lain didampingi Menhub Hatta Rajasa, Ketua Bappenas Paskah Suzetta, Menteri BUMN Sugiharto, dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris juga meninjau pelabuhan Bandar Krakatau di Cigading milik PT Karakatau Steel. Di tempat itu Wapres mengatakan, posisi pelabuhan Cigading dan Bojonegara sangat strategis untuk pembangunan perekonomian Indonesia di masa datang sehingga perlu keterpaduan untuk mengembangkan kedua pelabuhan ini. Sementara Plt Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan, pemerintah Provinsi Banten saat ini tengah mengupayakan pengadaan lahan seluas 4.000 hektar untuk memenuhi syarat kelanjutan proyek pelabuhan Bojonegara. Menurut Atut lahan tambahan seluas 4.000 hektar itu akan dibebaskan dari tiga kecamatan yang berada di kawasan Bojonegara. "Dengan penambahan lahan ini, mau tidak mau kami harus merombak tata ruang yang telah dibentuk," katanya. Sebelumnya spekulasi tentang penghentian proyek tersebut sempat mencuat dengan adanya pernyataan dari Menteri Perhubungan yang mengatakan akan menunda dulu kelanjutan proyek tersebut dengan alasan terbatasnya dana dan pelabuhan yang ada dinilai masih memadai. Pembangunan Pelabuhan Bojonegoro yang terletak sekitar 40 kilometer barat laut Kota Serang sempat terhenti tahun 1997 akibat krisis moneter. Padahal saat itu pembebasan tanah sudah dilakukan dengan menghabiskan biaya Rp 850 miliar. Pelabuhan yang akan memiliki dermaga raksasa berbentuk huruf U itu diharapkan akan mampu menampung 50.000 TEUs atau kontainer ukuran 20 feet dan mampu disandari kapal kontainer generasi IV dan V, yaitu generasi Post Panamax dan Super Panamax, atau lebih besar dari kemampuan Pelabuhan Tanjung Priok yang hanya mampu didarati kapal peti kemas generasi II.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006