Jakarta (ANTARA News) - Membaiknya sentimen global mendorong mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS meski masih dalam kisaran yang terbatas.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarBank di Jakarta Jumat pagi menguat 33 poin ke posisi Rp8.840 dibanding posisi sebelumnya Rp8.873.

Pengamat pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting di Jakarta, Jumat mengatakan, saham-saham bursa global termasuk IHSG yang berada di area positif mendorong penguatan rupiah pada pagi ini.

"Sentimen datang dari AS yang merevisi pertumbuhan menjadi 1,3 persen pada triwulan kedua dari satu persen," ujarnya.

Selain itu data pengangguran AS untuk akhir minggu lalu turun 37.000, menjadi 391.000, kondisi ini menunjukkan ekonomi di AS berjalan positif.

"Membaiknya negara maju akan berdampak positif pada negara berkembang, sehingga investor kembali masuk ke `emerging market` dan menguatkan nilai tukar negara itu," katanya.

Ia menambahkan, diberitakan bahwa Yunani akan segera mendapatkan dana talangan dari Jerman, sehingga memberi ketenangan kepada pelaku pasar global.

Pengamat valuta asing Lana Soelistianingsih menambahkan, sentimen global membaik karena ada beberapa hal yakni data klaim pengangguran untuk akhir minggu lalu turun 37.000, menjadi 391.000, termasuk terendah sejak April 2011 lalu.

Selain itu, revisi pertumbuhan ekonomi AS untuk triwulan kedua dari hanya satu persen menjadi 1,3 persen. Pertumbuhan ekonomi ini juga lebih baik dibanding triwulan satu (Q1) yang tercatat hanya 0,4 persen.

"Naiknya ekonomi AS ini karena meningkatnya ekspor dan pengeluaran di sektor jasa-jasa," paparnya.

Meski demikian, pasar global masih rentan tekanan sehingga diperkirakan BI masih akan aktif di pasar untuk menjaga kisaran mata uang rupiah agar tetap stabil.
(ZMF) 

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011