New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik pada Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena berita bahwa parlemen Jerman menyetujui perluasan dana penyelamatan zona euro, sementara sentimen juga terangkat oleh data ekonomi di Amerika Serikat yang penuh harapan.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 93 sen menjadi ditutup pada 82,14 dolar AS per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk November menambahkan 14 sen menjadi 103,95 dolar AS per barel.
"Dengan Jerman setuju membayar untuk menjaga lampu menyala di Yunani (dan) AS melaporkan beberapa indikator ekonomi positif, minyak mentah masuk ke modus rally penuh," kata BMO Capital Markets, lapor AFP.
"Pada akhir sesi para peserta pasar yang lebih skeptis mulai melompat ke dalam ketakutan dan minyak mentah turun kembali."
Pemilihan suara parlemen Jerman menyetujui paket bailout baru Yunani 21 Juli dan perluasan dana darurat Uni Eropa mendorong harapan baru bahwa krisis utang Yunani dapat dikelola tanpa keretakan zona euro.
Sementara itu di AS, pemerintah merevisi naik proyeksi pertumbuhannya menjadi menjadi 1,3 persen untuk kuartal kedua, masih lamban tapi lebih baik daripada perkiraan 1,0 persen sebelumnya.
Selain itu, Departemen Tenaga Kerja melaporkan penurunan tajam dalam aplikasi baru untuk asuransi pengangguran pekan lalu, meskipun analis menyebut bahwa itu kemungkinan kelainan statistik.
"Harga minyak akan terus menjadi tak jelas arahnya sampai kebijakan kuat diumumkan untuk mengatasi utang zona euro, atau akhirnya Yunani default," kata Gary Hornby, analis konsultan energi Inenco berbasis di Inggris.
Pejabat energi di Baghdad mengatakan, pipa yang menghubungkan Irak dengan Pelabuhan Turki Ceyhan telah ditutup karena "masalah teknis".
"Kemarin (Rabu), pemompaan minyak itu berhenti karena masalah teknis," kata seorang pejabat di perusahaan minyak milik negara North Oil Company. "Sebuah tim teknis telah mulai bekerja untuk memperbaiki masalah ini."
"Produksi masih berlangsung, dan minyak baru yang dihasilkan disimpan pada fasilitas penyimpanan."
Saluran pipa itu mengangkut 450.000 sampai 500.000 barel minyak mentah per hari ke Ceyhan.
Di Kolombia, produsen minyak terbesar ketiga Amerika Latin setelah Venezuela dan Brazil, gerilyawan sayap kiri dicurigai menyerang saluran pipa di timur laut Kolombia, militer mengatakan, dalam serangan terbaru pada sektor minyak vital negara itu.
Tidak ada berita tentang dampak serangan itu terhadap produksi.
Departemen Pertahanan telah melaporkan lebih dari selusin ledakan pipa sejak awal tahun, karena pemberontak diduga telah meningkatkan serangan mereka pada fasilitas minyak, membidik sumber utama pendapatan pemerintah. (A026/A027)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011