New York (ANTARA) - Kewajiban utang dari perusahaan-perusahaan Rusia yang terkait dengan miliarder yang terkena sanksi membuat investor gelisah pada Selasa (22/3), karena pembayaran kupon kepada pemegang sekuritas asing mengalami hambatan menyusul sanksi Barat yang dipicu oleh invasi Moskow ke Ukraina.
Produsen baja Rusia Severstal, yang pemegang saham utamanya, Alexey Mordashov, dikenai sanksi oleh Uni Eropa pada 28 Februari, mengalami kesulitan membayar pemegang utangnya, kata sumber yang dekat dengan perusahaan itu.
Evraz, pembuat baja Rusia yang pemegang saham terbesarnya dari Rusia Roman Abramovich mendapat sanksi, mengatakan pada Selasa (22/3) bahwa pembayaran kupon yang jatuh tempo 21 Maret telah diselesaikan dengan agen pembayaran setelah diblokir sementara oleh bank koresponden Barat.
Perusahaan pupuk EuroChem juga mengalami masalah dalam melakukan pembayaran kupon yang jatuh tempo pada 14 Maret setelah diblokir oleh agen pembayar, Bloomberg melaporkan pekan lalu. Perusahaan mengumumkan pada 16 Maret bahwa Vladimir Rashevskiy telah mengundurkan diri sebagai chief executive officer dan dari dewan direksi efektif 15 Maret setelah dia mendapat sanksi dari Uni Eropa.
Rintangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan ini menunjukkan bagaimana hukuman sanksi Barat yang dijatuhkan setelah invasi Rusia berdampak luas, karena bank-bank menjadi berhati-hati untuk menghindari pelanggaran aturan.
Rusia, yang menyebut serangannya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus", juga mendapat sorotan dari investor internasional.
Namun demikian, sejauh ini kupon yang jatuh tempo pada obligasi berdenominasi dolar tampaknya telah diproses oleh bank perantara di bawah lisensi sementara yang dikeluarkan oleh Kantor Pengawasan Aset Asing AS (OFAC).
Pembayaran kupon Rusia pada obligasi negara yang jatuh tempo pada 2029 diterima pada Senin (21/3), kata seorang pemegang obligasi, kedua kalinya dalam beberapa hari terakhir bahwa negara tersebut tampaknya telah menghindari default atau gagal bayar.
Aset-aset dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pengusaha kaya Rusia yang dianggap dekat dengan Presiden Vladimir Putin menghadapi pengawasan yang lebih ketat, karena beberapa di antaranya telah menjadi sasaran sanksi Barat.
Korporasi Rusia memiliki hampir 100 miliar dolar AS obligasi mata uang keras yang beredar, lebih dari dua kali lipat 40 miliar dolar AS utang negara Rusia di pasar obligasi internasional, menurut data dari JPMorgan.
Lebih dari 50 persen dari obligasi korporasi yang beredar diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang dikelola negara, dengan kecenderungan yang berat terhadap perusahaan-perusahaan minyak dan gas.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022