... melalui program TFCA 2 ini akan memberikan kontribusi kepada komitmen Indonesia dalam rangka melindungi hutan dan keanekaragaman hayati....

Jakarta (ANTARA News) - Ada kemajuan dalam kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat di sektor perhutanan. Kedua pemerintahan, Kamis, menandatangani kesepakatan pengalihan utang (debt-for-nature swap) dalam kerangka Tropical Forest Conservation Act 2 senilai 28,5 juta dolar AS.

Indonesia diwakili oleh Kementerian Kehutanan dan Kementerian Keuangan, sedangkan Amerika Serikat diwakili Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta.

"Kerjasama kedua negara melalui program TFCA 2 ini akan memberikan kontribusi kepada komitmen Indonesia dalam rangka melindungi hutan dan keanekaragaman hayati," kata Dirjen PHKA, Kementerian Kehutanan, Darori.

Debt-for-nature swap adalah pengalihan utang yang digunakan untuk membiayai program konservasi keanekaragaman hayati dan hutan tropis.

Kesepakatan ini diatur dalam US Tropical Forest Conservation Act (TFCA), dimana Pemerintah Amerika Serikat dapat mengalihkan hutang dari negara-negara yang memiliki hutan tropis untuk tujuan konservasi hutan.

Dalam mengimplementasikan program TFCA 2 tersebut, kedua negara didukung dua swap partners, yaitu The Nature Conservancy dan WWF.

Komitmen pemerintah daerah terhadap konservasi area hutan yang luas disertai keanekaragaman hayati dan kandungan karbon yang tinggi menjadikan tiga kabupaten di Pulau Kalimantan dipilih menjadi model dalam pelaksanaan program TFCA 2.

Saat ini kegiatan itu difokuskan terlebih dahulu di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Berau dan Kutai Barat di Provinsi Kalimantan Timur, dan Kabupaten Kapuas Hulu di Provinsi Kalimantan Barat.

TFCA 2 diharapkan dapat mendukung program pembangunan rendah emisi dan mengurangi emisi karbon hingga 41 persen dengan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi tujuh persen pada 2020.

Sebelumnya, TFCA I telah disepakati pada 30 Juni 2009 dimana Pemerintah Amerika mengalihkan utang Indonesia sebesar 19,6 juta dolar untuk konservasi hutan yang fokus pada 13 taman nasional di Pulau Sumatera.

Pelaksanaan program akan melibatkan berbagai pihak, khususnya masyarakat madani yang akan berperan sebagai pelaksana program, yang difasilitasi oleh administrator yang akan ditetapkan kemudian.

"Kesepakatan TFCA 2 lompatan besar dalam upaya konservasi. WWF bangga menjadi bagian dari program yang tata kelolanya dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat madani," kata CEO WWF Indonesia, Dr Efransjah.

Dari kesepakatan ini, akan melahirkan model-model konservasi hutan tropis dan mitigasi perubahan iklim untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. (SDP-06)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011