Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Gerakan dan Politik Islam Universitas Indonesia Yon Mahmudi mengatakan kelompok teroris kini terpecah-pecah dan tidak lagi memikirkan satu kepemimpinan tunggal.
"Aparat banyak membunuh tokoh-tokoh pentingnya sehingga kelompok-kelompok itu terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, dan dipimpin oleh mereka yang pimpinan level paling rendah dari kelompok sebelumnya," kata Yon Mahmudi saat dihubungi ANTARA, Rabu. Hal itu diungkapkan Yon menjawab pertanyaan seputar aksi terorisme di Solo baru-baru ini.
Menurut dia, kelompok-kelompok ini tak lagi memikirkan mengenai kepemimpinan tunggal. Mereka, menurut Yon, tidak banyak menggunakan gaya organisasi sebelumnya, namun lebih seperti sel-sel tunggal namun berhubungan.
"Yang penting bisa menjalankan operasi. Dua bulan direkrut, langsung bisa dijalankan," katanya.
Menurut dia, teroris juga bergerak pada level geografis tertentu misalnya seperti yang terjadi di Solo-Cirebon.
"Sehingga mereka lebih mengenal medan dan leluasa untuk bergerak, karena lingkupnya yang lebih kecil," katanya.
Menurut Yon, pecahan kelompok-kelompok teroris meski melakukan komunikasi antar mereka, namun sifatnya sangat terbatas.
Ia menambahkan, kelompok-kelompok teroris ini dengan cakupan yang lebih lokal, menggunakan bahan-bahan peledak yang mudah didapat di pasaran.
"Seperti kasus di Solo dan Cirebon yang memiliki daya ledak lebih kecil dibandingkan aksi-aksi teror sebelumnya, yang penting operasional," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Minggu 25 September 2011, Gereja Bethel Indjil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, diguncang bom bunuh diri.
Aksi bom bunuh diri terjadi pada pukul 10.55 WIB setelah para jemaat mengadakan kebaktian kedua.
Korban yang meninggal hanya pelaku bom bunuh diri, sementara belasan orang terluka akibat bom bunuh diri.
Diduga bom bunuh diri di solo memiliki keterkaitan dengan bom yang terjadi di masjid Az-Dzikra, Polres Cirebon pada 15 April 2011.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri telah memerintahkan agar hal ini diusut dan diinvestigasi secara menyeluruh.
"Pemerintah akan melakukan investigasi secara menyeluruh, saya instruksikan agar investigasi lanjutan dilakukan secara intensif untuk mengetahui dan membongkar habis rangkayan jaringan pelaku," kata Presiden.
(T.M041/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011