Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Keuangan mencatat penyerapan belanja modal hingga 23 September 2011 baru mencapai Rp41 triliun atau 29,1 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2011 sebesar Rp140,9 triliun.
"Belanja modal belum optimal terutama disebabkan kegiatan masih dalam tahap penyelesaian administratif yaitu dalam proses DIPA karena penyesuaian atas APBN Perubahan dan proses sanggah pelaksanaan tender yang memerlukan waktu," ujar Dirjen Perbendaharaan Agus Suprijanto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Agus menjelaskan penyerapan paling rendah dalam belanja modal adalah untuk pengadaan tanah sebesar 20,2 persen dan gedung bangunan 23,8 persen dibandingkan untuk peralatan mesin 30 persen, pengadaan jalan dan jembatan 40,5 persen serta sarana irigasi 46,9 persen.
Menurut dia, lambatnya penyerapan dalam pengadaan tanah dan gedung adalah karena pengesahan UU pengadaan tanah yang masih tertunda serta Perpres no 54/2010 mengenai pengadaan barang dan jasa yang dianggap menghambat percepatan belanja modal.
"Kita masih menunggu UU pengadaan tanah untuk kepentingan publik serta peraturan pengadaan barang dan jasa yang mungkin menurut saya sudah waktunya untuk kita evaluasi agar proses penyerapan belanja modal ini ke depan bisa lebih cepat," ujar Agus.
Sementara, penyerapan belanja pegawai mencapai Rp126,4 triliun atau 69,1 persen dari target Rp182,9 triliun, belanja barang mencapai Rp57,8 triliun atau 40,5 persen dari target Rp142,8 triliun dan subsidi Rp129,8 triliun atau 54,7 persen dari target Rp237,2 triliun.
"Penyerapan belanja pegawai tinggi, karena gaji pokok, gaji ke-13 dan pembayaran gaji September telah terealisasi, sedangkan subsidi meningkat karena karena meningkatnya ICP dan volume," ujar Agus.
Secara keseluruhan, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp458 triliun atau 50,5 persen dari target Rp908,2 triliun dan belanja negara mencapai Rp717,9 triliun atau 54,4 persen dari target Rp1.320,8 triliun.
Selain itu, realisasi pendapatan negara mencapai Rp789,9 triliun atau 67,5 persen dari target Rp1.169,9 triliun yang didukung pencapaian penerimaan perpajakan sebesar Rp588,7 triliun atau 67 persen dari target Rp878,7 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp199,5 triliun atau 69,6 persen dari target Rp286,6 triliun.
Dengan demikian, lanjut Agus, realisasi APBN 2011 masih tercatat surplus Rp71,9 triliun dengan posisi SILPA sebesar Rp138,7 triliun.
"Saya khawatir kalau lihat model daya serap seperti sekarang target defisit 2,1 persen pasti tidak tercapai. Seberapa besar defisit yang terealisir saya tidak punya gambaran, tapi untuk mencapai 2,1 persen cukup berat," ujarnya.
(T.S034/B012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011