Jakarta (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya menutup kesenjangan digital di Indonesia agar semua orang bisa tersambung ke internet, bagian dari agenda transformasi digital.

"Kesenjangan digital masih menjadi tantangan terbesar kita," kata Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat dan Pemerintah, BAKTI, Danny Januar Ismawan, pada webinar T20 "Meaningful Broadband for Blue and Green Economy", Selasa.

Menurut catatan badan yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika ini, masih ada 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau layanan seluler 4G. Total desa dan kelurahan di Indonesia mencapai 83.218.

Untuk menutup kesenjangan tersebut, BAKTI dalam webinar Engangement Group Presidensi G20 Indonesia tersebut memaparkan lima program utama mereka.

Program pertama, pembangunan jaringan tulang punggung Palapa Ring, yang sudah selesai pada 2019. Jaringan berbasis kabel serat optik dan jaringan radio microwave ini membentang sejauh 12.229 kilometer, menghubungkan 90 kabupaten/kota di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Program kedua berupa pembangunan menara base transceiver station (BTS) 4G di wilayah 3T. Hingga akhir tahun ini, BAKTI menargetkan membangun menara BTS total di 7.904 lokasi.

Ketiga, program penyediaan akses internet untuk layanan publik, seperti sekolah, kantor desa dan fasilitas layanan kesehatan. Pada program ini, BAKTI menggunakan teknologi serat optik, jaringan radio, WiFi dan internet berbasis satelit atau VSAT agar lokasi tersebut bisa tersambung ke jaringan internet.

Hingga kuartal kedua 2020, terdapat 11.589 titik layanan publik yang mendapatkan akses internet oleh BAKTI.

Keempat, memperkuat ekosistem digital terutama di daerah 3T. Untuk program ini, BAKTI bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk memberikan pelatihan dan pendampingan tentang cara menggunakan fasilitas telekomunikasi.

Program terakhir adalah pengadaan satelit multifungsi SATRIA-1, yang dijadwalkan mengorbit pada 2023. Setelah beroperasi, satelit ini akan melayani 150.000 titik layanan publik yang selama ini tidak terjangkau layanan broadband terestrial.

Baca juga: Menkominfo beri penghargaan pada sembilan pejuang telekomunikasi Papua

Baca juga: BAKTI masuk nominasi WSIS Prizes 2022

Baca juga: BAKTI Kominfo umumkan pelaksana proyek "Hot Backup Satelite"

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022