Pekanbaru (ANTARA News) - Pemerintah (Kementerian BUMN) mendorong agar BUMN melakukan sinergi business to business (B to B) antar perusahaan sebagai salah satu upaya mengatasi inefisiensi biaya. Sekretaris Menneg BUMN Muhammad Said Didu di sela-sela kunjungan kerja ke PTPN V di Pekanbaru, Sabtu, mengatakan, selama ini BUMN cenderung menggunakan sinergi atas dasar regulasi yang mengakibatkan suatu perusahaan sulit mengambil keputusan bisnis yang tepat. Dalam sinergi B to B, katanya, perusahaan yang dimaksud, akan berupaya mengurangi tingkat kebocoran yang seharusnya tidak perlu terjadi. Di hadapan Direksi dan Komisais PTPN V serta pejabat 26 kantor cabang BUMN di Pekanbaru, Said mencontohkan, sinergi dapat dilakukan antara PTPN dengan PT Kereta Api maupun PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). "PT Kereta Api bisa menjadi sarana utama pengangkutan hasil produksi sawit, demikian juga dengan hasil-hasil tambang seperti batu bara, sedangkan Pelindo bisa juga sebagai sarana pengapalan hasil-hasil sawit," ujarnya,. Di sektor keuangan, katanya, sinergi dapat dilakukan pada sistem teknologi dengan memperkuat dan memperluas jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) bank-bank BUMN sehingga dapat mengatasi dominasi ATM bank-bank swasta. Di sektor jasa konstruksi, sinergi dapat dilakukan antar BUMN Karya dengan BUMN produsen alat-alat berat maupun BUMN konsultan pembangunan. Ia juga menyoroti BUMN strategis seperti PT PAL dan PT Pindad agar dapat memasok kebutuhan peralatan atau senjata bagi TNI Polri yang selama ini banyak diimpor. Pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia, katanya, dapat juga bersinergi dengan PT Merpati Nusantara untuk menerbangi daerah-daerah perintis, terutama kawasan timur Indonesia. "Sinergi B to B menjadi program pemerintah dalam memperbaiki kinerja usaha BUMN, di samping merestrukturisasi usaha dan pengelompokan kembali BUMN-BUMN sejenis," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006