Serang (ANTARA News) - "Polisi harus menangkap otak dari aksi tersebut. Pasalnya, tindakan bom bunuh diri di rumah ibadah sudah melawan nilai kemanusiaan," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Pernyataan itu, disampaikan Anas di Tangerang, Senin, ketika diminta komentar terkait peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (25/9).

Untuk itu, Anas meminta penanganan peristiwa yang mengiris hati dan menimbulkan keprihatinan seluruh anak negeri ini, dilakukan tidak hanya sesaat, tapi harus tuntas.

Peristiwa tersebut, kata Anas, sangat rentan menimbulkan konflik agama nantinya, sehingga penanganannya pun harus cepat agar tidak menimbulkan prasangka di masyarakat.

"Aksi bom bunuh diri ini, dilakukan di dalam rumah ibadah. Sehingga sangat sensitif terjadinya gesekan atau konflik. Untuk itu harus ditangani secepat mungkin," katanya.

Anas juga meminta, kepolisian dan intelijen harus melakukan koordinasi lebih baik lagi sehingga potensi kekerasan seperti itu bisa ditangani, terutama munculnya gejolak di masyarakat setelah insiden tersebut. Keamanan pun diharapkan bisa diperketat agar tidak kembali terulang lagi.

"Penanganan kasus seperti ini memang membutuhkan kerja ekstra keras. Maka, penyelesaiannya harus hingga pada akarnya," katanya.

Pemerintah daerah juga diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai antikekerasan, jangan sampai pemahaman yang diberikan nantinya di salah tafsirkan sehingga menimbulkan konflik.

"Peran Pemda dalam hal ini sangat diperlukan. Bukan hanya kepolisian saja," katanya.

Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin mengatakan, pemerintah tidak segan untuk memproses aparat keamanan, apakah itu Polri atau pihak intelijen, yang terbukti lengah tidak menindaklanjuti informasi tentang aksi terorisme yang potensial untuk terjadi.

"Akan ada evaluasi, koreksi internal. Kalau memang ini diakibatkan kelengahan dari aparat, pemerintah tentu akan memproses, ditindak siapa yang dianggap lalai dalam hal ini," ujarnya.

Dalam rapat kabinet terbatas yang digelar mendadak oleh Presiden Yudhoyono pada Minggu (25/9) untuk membahas peledakan yang menewaskan satu orang dan 22 lainnya luka-luka itu Julian menuturkan, Presiden mendapat laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) bahwa sesungguhnya intelijen sudah menerima informasi tentang potensi aksi terorisme yang akan dilakukan oleh kelompok tertentu.

Meski demikian, lanjut Julian, informasi tersebut tidak dapat ditindaklanjuti dengan penangkapan orang-orang dari kelompok yang dicurigai karena tidak ada payung hukum yang dapat dijadikan dasar.

"Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menangkap atau menciduk orang yang dianggap betul-betul potensi menciptakan suatu keresahan atau menimbulkan korban jiwa," ujarnya.

Untuk itu, Julian mengatakan, pernyataan Presiden tentang perlunya undang-undang yang memungkinkan aparat intelijen dan Polri mencegah aksi terorisme hendaknya dipahami sebagai upaya pemerintah untuk menjaga ketertiban umum.

"Tidak mudah aparat kita, polisi, intelijen, untuk melakukan suatu aksi lebih tegas dan konkret karena kita tidak memiliki dasar hukum," ujarnya.

Menurut Julian, aturan hukum yang memungkinkan aparat keamanan untuk menangkap pihak tertentu yang dicurigai akan melakukan aksi terorisme dengan bukti-bukti kuat tentunya dapat ditolerir dan tidak bisa digolongkan dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

"Ini tetapi kita serahkan pada pembahasan di DPR. Tapi, yang pasti tujuan pemerintah untuk menyelamatkan kepentingan umum dan menertibkan masyarakat, bukan untuk kepentingan politik, bukan untuk kepentingan partai, tapi bagaimana untuk menegakkan ketertiban sosial," demikian Julian.


Sakiti rakyat
Peristiwa memilukan itu, memang terjadi di Solo, Provinsi Jawa Tengah, tapi sakit akibat kejadian itu, dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk warga Provinsi Banten.

Masyarakat Provinsi Banten pun, sontak menyampaikan kutukan dan kecamatan aksi bom bunuh diri tersebut.

"Kami mengutuk keras aksi tersebut karena perbuatan itu tidak dibenarkan oleh agama apa pun," kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Banten FKUB Banten KH Suparman Usman.

Ia mengajak semua umat beragama khususnya di Banten tidak terprovokasi dengan peristiwa tersebut dan tetap menjaga toleransi serta memelihara kerukunan umat antarumat beragama.

"Masyarakat jangan terpancing dengan peristiwa tersebut, tetap menjaga kerukunan dan meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Ratusan siswa SMP Mardiyuwana Kota Serang menggelar doa bersama dan mengutuk aksi tersebut. Gelar doa bersama untuk mendoakan para korban ledakan bom tersebut dilangsungkan saat upacara bendera sebelum mereka belajar.

Dewan Pengurus Muhammadiyah Banten mengecam tindakan bom bunuh diri yang menewaskan satu orang yang diduga pelaku dan melukai puluhan anggota jemaat gereja setempat.

"Kami sangat menyesalkan insiden berdarah di Gereja Bethel Injil Sepenuh(GBIS) Kepunton, Solo, yang mengusik kedamaian serta kerukunan antaragama di Indonesia," kata Ketua Dewan Pengurus Muhammadiyah Banten KH Hasan Alaydrus.

Kekerasan dengan cara bom bunuh diri tidak dibenarkan oleh semua ajaran agama, karena merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apalagi, kata dia, saat ini kerukunan dan keharmonisan sesama penganut agama berjalan dengan baik dan damai.

Namun, tiba-tiba kedamaian kerukunan antarumat beragama dikejutkan dengan adanya bom bunuh diri yang menimpa jemaat GBIS Kepunton, Solo.

Sebelumnya, kata dia, bom bunuh diri terjadi di Masjid Markas Kepolisian Cirebon, Jawa Barat.

"Kami berharap kasus bom bunuh diri yang menimpa tempat ibadah ke depan jangan sampai terjadi lagi," katanya.

Pihaknya mendesak kepolisian menyelidiki kasus peledakan bom bunuh diri tersebut, karena dikhawatirkan kasus tersebut mengalihkan isu terkait kasus korupsi yang sedang ditangani oleh penegak hukum.

"Kami minta kepolisian bisa menangkap otak pelaku bom bunuh diri dan menyampaikan kepada masyarakat," katanya.

Menurut dia, selama ini kondisi kerukunan antaragama sangat damai dan harmonis sehingga jangan sampai dinodai oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Semua ajaran agama, katanya, tidak membenarkan cara-cara kekerasan, apalagi ajaran agama Islam melindungi agama-agama lain.


Pengamanan
Kepolisian Daerah (Polda) Banten meningkatkan pengamanan gereja dan sejumlah objek vital yang ada di wilayah Banten, terkait ledakan yang diduga bom bunuh diri itu.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda Banten) Brigjen Pol Eko Hadi Sutedjo mengatakan, terkait insiden yang diduga bom bunuh diri di sebuah gereja di Solo tersebut, pihaknya berupaya meningkatkan pengamanan khususnya di sejumlah gereja yang ada di Banten serta pengamanan lokasi objek vital seperti Pelabuhan Merak.

"Pengamanan di gereja seperti biasanya dilakukan terutama saat ada aktivitas warga. Berkaitan dengan insiden di Solo, tentunya kami meningkatkan pengamanan dengan menambah jumlah personil," katanya.

Menurutnya, pengamanan selalu dilakukan saat ada warga atau jemaat gereja yang melakukan aktivitas di tujuh lokasi gereja yang ada di wilayah Banten khususnya di Serang.

"Kami akan memperkuat pengamanan dengan menambah personil di tujuh gereja yang ada di Serang," kata Eko Hadi Sutedjo.

Pihaknya juga melakukan pengamanan di sejumlah objek vital seperti Pelabuhan Merak dan stasiun kereta api, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan insiden yang terjadi di Solo tersebut.

Kapolda Banten meminta warga tidak terpancing dengan kejadian tersebut dan tetap melakukan kewaspadaan di lingkungannya masing-masing.

"Kami minta warga di Banten jangan terprovokasi dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa serta menjaga kewaspadaan," katanya.

Sebagaimana diberitakan terjadi ledakan yang diduga bom bunuh diri di sebuah gereja di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Kota Solo, Minggu. Seorang korban tewas yang diduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Kepunton, Kota Surakarta, Minggu, hingga sekitar pukul 13.32 WIB diduga masih berada di dalam gereja itu.

Kepolisian Resor Lebak meningkatkan pengamanan gereja di sejumlah Kota Rangkasbitung untuk mencegah tindakan pelaku bom bunuh diri, menyusul ledakan di Gereja Kepunton Solo.

"Kami akan menyebar petugas antara lima sampai tujuh orang untuk pengamanan gereja khususnya saat menjalankan ibadah kebaktian," kata Kapolres Lebak Ajun Komisaris Besar Widoni Fedri.

Ia mengatakan, peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Kepunton, Solo jangan sampai terjadi di Rangkasbitung, sehingga pengamanan harus diperketat.

Jumlah gereja di Rangkasbitung ada empat, yakni gerja Katolik, Protestan Pasundan, Bethel, dan Adven.

Selain itu juga petugas akan mengamankan sejumlah lokasi vital, di antaranya stasiun kereta api dan terminal angkutan bus.

"Selama ini Kota Rangkasbitung aman dan kondusif dan sejak pagi hingga sore kebaktian berjalan lancar," ujarnya.

Menurut dia, petugas yang disebar di sejumlah gereja mereka berpakaian preman dan pakaian dinas dengan dilengkapi alat detektor untuk mencegah bahan peledak.
(S031)

Oleh Sambas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011