Dolar AS menguat karena Powell mengatakan inflasi terlalu tinggi dan menambahkan bahwa suku bunga dapat meningkat lebih banyak
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, melemah tertekan komentar agresif Gubernur The Fed Jerome Powell.
Rupiah bergerak melemah 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.351 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.337 per dolar AS.
"Dolar AS menguat karena Powell mengatakan inflasi terlalu tinggi dan menambahkan bahwa suku bunga dapat meningkat lebih banyak," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Powell pada pidato semalam menyebutkan kekhawatiran inflasi yang terus naik akibat perang di Ukraina, akan mendorong segala upaya bagi The Fed untuk memeranginya, termasuk menaikkan tingkat suku bunga acuan secara agresif. Powell membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lebih besar dari 25 basis poin dalam setiap kebijakannya.
Dengan menimbang tingginya inflasi yang berjalan, hal itu dipandang sebagai langkah agresif dan telah menopang dolar AS menguat.
The Fed telah menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin minggu lalu untuk pertama kalinya sejak 2018 karena upaya untuk memerangi kenaikan harga-harga sambil mencoba menghindari kesalahan kebijakan yang dapat mengirim ekonomi AS ke dalam resesi.
Investor sekarang fokus pada potensi kecepatan dan ukuran kenaikan suku bunga di masa depan.
Pada Senin (21/3) lalu, rupiah ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.337 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.340 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat tipis menanti perkembangan konflik di Ukraina
Baca juga: BI catat modal asing keluar dari RI senilai 400 juta dolar AS
Baca juga: Rupiah melemah seiring pasar cerna efek kenaikan suku bunga The Fed
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022