Melahirkan dokumen deklarasi pemuda dunia

Sumatera Selatan (ANTARA) - Terselenggaranya forum Pra Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 1 Y20 di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) memberikan pengalaman tersendiri menurut sudut pandang para pemuda, khususnya di daerah itu, karena telah menstimulasi mereka menyampaikan gagasan terkait tantangan kepemudaan secara global.

Salah satu peserta Pra-KTT 1 Y20 Sumsel Riska Ramadania (22) di Palembang, Senin mengatakan, ia merasa sangat bersyukur bisa berkesempatan menjadi bagian dari rapat akbar pemuda dunia pertama yang diselenggarakan di Palembang, pada Sabtu (19/3) dan Minggu (20/3).

Sebab menurut perempuan asal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) itu, melalui Pra KTT 1 Y20 dirinya bisa membuktikan bahwa pemuda daerah bisa setara dengan pemuda dunia, karena mampu menyampaikan ide dan gagasan dengan semua bekal kemampuan yang dimiliki.

“Saya menyadari tidak gampang bisa lolos sebagai peserta di forum diskusi global ini, karena ketatnya proses seleksi ada ribuan pendaftar lainnya se-Indonesia. Lalu bersyukurnya saya, bisa lolos dan terkonfirmasi menjadi salah satu dari 100 participant town hall meeting, jadi saya berpikir, bermodal kemampuan berbahasa Inggris dan wawasan environment ini, saya harus memanfaatkan kesempatan itu secara optimal,” kata dia kepada ANTARA di Palembang.

Riska tergabung dalam grup II bersama 12 peserta lainnya untuk melakukan fokus grup diskusi (FGD) membahas isu krusial terkait ketenagakerjaan pemuda, satu dari empat isu prioritas dalam pembahasan forum Y20 (Transformasi digital, planet berkelanjutan dan layak huni serta keberagaman dan inklusif).

Di mana, dalam grup tersebut bersama peserta lain yang mayoritas mahasiswa dan angkatan kerja baru dari daerah Palembang, Jawa Tengah dan Pekanbaru, Riau harus menjabarkan rumusan masalah yang dihadapi pemuda daerah saat ini.

Menurut Riska, hasil diskusi yang di mentori oleh Hanna Kusumawaty Jaya dari Indonesian Youth Diplomacy Lokal Chapter Sumsel itu mengerucut pada dua poin usulan.

Pertama mendorong pemerintah membuka ruang kesempatan kerja secara global untuk pemuda melalui program magang antanegara G20 dan mendorong percepatan pembangunan sarana infrastruktur teknologi jaringan informasi hingga terealisasi pemerataan di daerah.

“Sebab ternyata bukan cuma terjadi di Sumsel, tapi saat melakukan pembahasan dengan peserta lain dari luar kota, masalahnya pun sama demikian, kita kurang mendapatkan akses untuk hal yang dirangkum dalam usulan tadi melainkan semua baru terpusat di ibukota saja. Sehingga dianggap penting sebagai usulan, untuk disampaikan delegasi pada puncak acaranya nanti,” kata dia.

Surya Refaldiansyah (21) peserta dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Riau menambahkan, dua usulan tersebut lahir karena dianggap relevan dengan kondisi yang dihadapi pemuda saat ini.

Di mana, lanjutnya, hal yang paling dibutuhkan pemuda daerah ialah mendapatkan akses terbuka dari pemerintah untuk dapat bersaing dengan angkatan kerja secara global.

“Kami butuh akses untuk bisa menjalin relasi dengan pemuda global, makanya perlu kami dorong usulan itu, sebab jika tidak, pemuda akan terkukung saja di daerah, tidak ada perubahan, tinggal dikasih kesempatan saja untuk berkembang,” kata Surya.

Surya menjabarkan, mereka yang di daerah tidak mau ketinggalan ketika pemuda di ibu kota sudah berbicara tentang social entrepreneurship bersama pemuda dunia dengan telah menjadikan pemanfaatan teknologi informasi sebagai pokoknya.

Sehingga melalui transformasi tersebut para pemuda tidak lagi bertumpu pada sektor pekerjaan mainstream (formal), misal contoh yang terjadi di Indonesia seperti, menjadi seorang aparatur sipil negara (ASN) melainkan beralih mengembangkan bisnis digital (in-formal) start-up dan semacamnya.

“Sebab kita tahu ada jutaan pemuda masih belum bisa move-on setamat kuliah berkeinginan menjadi ASN sekalipun menyadari bahwa peluangnya sangat kecil untuk lolos, terus begitu setiap tahunnya. Padahal ada peluang lain yang sedang berkembang di ibu kota namun belum menjangkau pemuda di daerah, makanya perlu kami dorong,” ujarnya.

Surya mengaku dirinya pun merasa bersyukur karena bisa mewakili pemuda-pemuda daerah lainnya dalam upaya merealisasikan kebutuhan mereka dalam forum Pra-KTT 1 Y20 tersebut bersama 17 delegasi pemuda dunia lainnya.

Baca juga: Buka Pra-KTT Y20 Indonesia, Menpora dorong pemuda jadi wirausahawan

Baca juga: Jadi tuan rumah KTT Y20, Indonesia libatkan pemuda pendiri "start up"

Sementara itu, Co-chair Y20 Indonesia 2022 Michael Victor Sianipar mengatakan usulan para peserta akan disampaikan dalam rapat acara puncak Y20, yang berlangsung di DKI Jakarta dan Bandung pada Juli mendatang, bersama dengan perwakilan seluruh pemuda negara G20.

“Rapat para delegasi putra dan putri terbaik itu nantinya akan melahirkan dokumen deklarasi pemuda dunia, lalu akan diserahkan ke para presiden, termasuk Presiden Joko Widodo, untuk menyerap aspirasi ‘akar rumput’ itu dan realisasikan melalui kebijakan pemerintah,” kata dia.

Salah satu delegasi Indonesia untuk KTT Y20 2022, Angelo Abil Wijaya menambahkan, dirinya sangat mengapresiasi para peserta karena telah mengikuti kegiatan dalam forum Pra-KTT Sumsel secara antusias.

Bahkan, menurut alumnus Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada (UGM) itu, ia takjub mendengar gagasan-gagasan yang disampaikan para peserta, sebab mereka cepat menyerap materi yang dipaparkan oleh pembicara dan merefleksikan dengan pengalaman yang mereka rasakan di lingkungan.

“Saya takjub melihat antusiasnya peserta dalam forum ini. Pertahankan keoptimisan itu ya, secara berkelanjutan bersama-sama kita tetap memperjuangkannya, menyuarakannya. Kita sebagai pemuda telah mulai merancang dan merumuskan seperti apa masa depan menyongsong Indonesia lebih baik lagi,” kata dia.

Angelo mengatakan, selain memerlukan akses para pemuda juga membutuhkan adanya perlindungan dari pemerintah seperti, jaminan keselamatan kerja dan lain sebagainya ketika mereka memilih bekerja di sektor in-formal yang sedang berkembang itu.

“Memang belum ada standar baku yang mengatur seperti jaminan keselamatan kerja dan lain sebagainya, poin ini juga yang dipandang perlu untuk dirumuskan bersama,” jelasnya.

Angelo berharap, forum-forum diskusi antarpemuda yang membahas isu-isu daerah yang dikomparasikan dengan isu global juga jangan berhenti sampai disini saja harus ada keberlanjutannya.

“Positifnya melalui forum ini terlihat pemuda di sini telah terstimulasi, saya yakin setelah ini mereka akan semakin maju, dan itu memang harus ya saya fikir, teruslah optimis dan berkoneksi karena itu modalnya,” ujarnya.

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan, Pemerintah Provinsi sangat berterima kasih karena Sumsel terpilih sebagai salah satu tuan rumah Pra-KTT 1 Y20 tersebut kemudian berharap dapat menstimulasi pemuda- pemuda untuk memperluas wawasan dan menjalin relasi dengan pemuda global sehingga mereka bisa lebih maju.

“Kami pemerintah sangat berterima kasih kepada semua pihak terkait, ini positif sekali mudah-mudahan kegiatan seperti ini dapat berkelanjutan,” kata dia.

Adapun, diskusi forum Pra KTT 1 Y20 tersebut, berlangsung dengan melibatkan 100 peserta bersama 17 pemuda delegasi dari negara anggota G20 dan pemuda Asia.

Masing-masing Eduardo Alonso, Edu Arechaga (Observer – Spain), Rodolfo Ivan Garcia Gonzalez (Embassy, Mexico), Cosimo Thawley (Embassy, Australia), Faransina (IPLC – Observer), Gustav Dahlin (Embassy – Sweden), Arezo K (Refugee / UNHCR Observer), Dinesh NV (ASEAN Finalist), Trinh Thuy Ngan (ASEAN Finalist), Jorge Martin Quaranta (Embassy, Argentina), Koichi (Embassy, Japan), Avantika (Embassy, India), Monika Firlus (Embassy, Poland), Michael Scott VG (US Youth), Hugo (UK Embassy) Burak Avci (Embassy, Turkey), Tom Miller (US Youth).

Setelah sukses terselenggara dengan topik pembahasan ketenagakerjaan pemuda di Kota Palembang, Pra-KTT 2 Y20 selanjutnya akan diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat (NTB),

Para delegasi Indonesia untuk Y20 2022, perwakilan delegasi pemuda dunia dan IYD Local Chapter Sumsel dalam
​​​​​​Pra KTT 1 Y20 di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (20/3/2022) (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/22)
kemudian juga berlangsung di Balikpapan dan Manokwari, sebelum mencapai puncak KTT Y20 di DKI Jakarta dan Bandung pada 17-24 Juli 2022.

Baca juga: Pra-KTT 1 Y20 Palembang rumuskan usulan ketenagakerjaan dan kepemudaan

Baca juga: IYD optimistis Sumsel jadi episentrum kebangkitan pemuda milenial

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022