Bengkulu (ANTARA News) - Pembangunan stasiun peluncur satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Provinsi Bengkulu, tidak masuk dalam kawasan konservasi Cagar Alam Kioyo.

"Tiga lokasi yang disurvei untuk pembangunan stasiun peluncur satelit itu berada di luar kawasan konservasi, jadi tidak akan menganggu ekosistim Cagar Alam Kioyo," kata Ketua Tim Ahli Studi Kelayakan Pembangunan Bandara Antariksa dari Universitas Bengkulu Gunggung Senoaji di Bengkulu.

Ketiga titik itu berada di Selatan pulau atau masyarakat menyebutnya sebalik pulau, karena tidak ada pemukiman di sana, ini sangat sesuai dengan kriteria LAPAN.

Ia mengatakan lokasi peluncuran satelit seluas 200 hektare tersebut berada di luar kawasan Cagar Alam dan akses menuju lokasi tersebut, juga tidak akan mengganggu kawasan konservasi yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu itu.

Studi kelayakan yang dilakukan Universitas Bengkulu dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Bengkulu di Pulau Enggano, menelusuri tiga lokasi alternatif, dimana ketiga area tersebut diupayakan berada di luar kawasan hutan.

"Daya dukung Pulau Enggano memang terbatas, jadi pembangunan di pulau itu jangan sampai mengorbankan kawasan hutan, karena ketersediaan air bersih untuk masyarakat di pulau itu sangat tergantung pada kelestarian hutannya," ujarnya, menambahkan.

Gunggung mengatakan keberadaan proyek LAPAN tersebut sudah disosialisasikan kepada masyarakat enam desa di pulau terluar itu yakni Desa Kahyapu, Desa Kaana, Malakoni, Meok, Apoho dan Banjarsari.

Sebelumnya, BKSDA Bengkulu mengkhawatirkan pembangunan stasiun peluncur satelit LAPAN tersebut akan berdampak buruk terhadap ekosistem Pulau Enggano.

"Kami akan melakukan studi tentang dampak pembangunan proyek itu di Pulau Enggano karena rencana lokasinya ada di dalam kawasan konservasi Taman Buru Gunung Nanua dan Cagar Alam Kioyo," papar Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora.

Pembangunan stasiun peluncur satelit tersebut, menurut dia, jelas akan mempengaruhi ekosistem pulau terluar berpenghuni 2.000 jiwa tersebut.

"Tiga titik yang menjadi alternatif lokasi peluncuran satelit berada di sekitar kawasan konservasi, dan satu titik berada di dalam taman buru," ucapnya, menjelaskan.

Amon mengatakan kawasan CA Kioyo dan Taman Buru Gunung Nanua merupakan habitat sejumlah burung edemik Pulau Enggano, sehingga proyek tersebut akan mengganggu habitat sejumlah satwa lindung lainnya.
(RNI)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011